MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sebanyak 38 kader Partai Demokrat telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di 24 Kabupaten/Kota pada Musyawarah Cabang (Muscab) serentak 3-5 November mendatang.
Dari 24 Kabupaten/Kota, 14 DPC Demokrat se-Sulsel dipastikan bakal dipimpin wajah baru. Pasalnya, Muscab pada 14 daerah tersebut tanpa diikuti petahana.
Mereka yakni, Rismawati Kadir Nyampa dan Zulkifli Tiro (Gowa), Marthen Rante Tondok (Toraja Utara), Hairul P Kulle (Enrekang), Tryono Kusnan (Luwu Utara), Muhtadin dan Jaya Tahir (Pinrang), Rusdi Marwah, Husniah Rachman, dan Sindawa Tarang (Takalar).
Selanjutnya ada nama John Diplomasi (Tana Toraja), Muh Dhevy Bijak dan Irvan (Palopo), H Muh Yusri dan Shabir (Maros), Andi Saenurdin (Wajo), Habibi Syam (Sidrap), Heriwawan dan Ishak (Sinjai), Mulyadi Mustamu (Jeneponto), serta Herlina Aris dan Muslim Ansar (Bantaeng).
Beberapa calon Ketua DPC Demokrat ini memiliki status sebagai anggota DPR RI, anggota DPRD Sulsel dan anggota DPRD Kabupaten/Kota. Diantaranya, Muh Dhevi Bijak yang kini menjabat sebagai anggota DPR RI. Adapun Rismawati Kadir Nyampa dan Mulyadi Mustamu saat ini menjabat anggota DPRD Sulsel.
Selain DPRD Sulsel ada juga yang duduk di DPRD kabupaten/kota, diantaranya Zulkifli Tiro (DPRD Gowa) Andi Saenurdin (DPRD Wajo) Muhtadin (DPRD Pinrang), Husniah Rachman (DPRD Takalar), Yusri (DPRD Maros), Habibie (DPRD Sidrap) dan Herlina Aris (DPRD Bantaeng).
Rismawati Kadir Nyampa sebelum bergabung dengan Demokrat, ia pernah menjadi politikus Golkar. Karena beda pilihan pada Pilgub Sulsel 2018 lalu, Rismawati Kadir Nyampa memilih untuk meninggalkan partai beringin rindang dan bergabung dengan Demokrat.
Pada Pileg 2019, Rismawati Kadir Nyampa ikut mencalonkan diri sebagai caleg DPRD Sulsel. Kala itu, Rismawati meraih 17.011 suara untuk Dapil Kabupaten Gowa dan Takalar. Rismawati berhasil mengalahkan petahana, Ikrar Kamaruddin.
Sementara Mulyadi Mustamu sebelum bergabung dengan Demokrat, anggota DPRD Sulsel ini pernah menjadi Ketua DPC Hanura Kabupaten Jeneponto di tahun 2016 lalu. Pemilu 2019, Mulyadi memilih meninggalkan Hanura dan bergabung dengan Demokrat. Ia kemudian berhasil melenggang ke DPRD Sulsel pada Pileg 2019 lalu. Saat itu, Mulyadi meraih 16.879 suara dari tiga kabupaten, Jeneponto, Bantaeng dan Selayar.
Mulyadi Mustamu menegaskan siap untuk memimpin Partai Demokrat Jeneponto. "Sebagai kader kita harus siap saat dibutuhkan," katanya.
Ia bertekad membawa Partai Demokrat Jeneponto lebih baik lagi. Salah satunya meningkatkan jumlah kursi. "Kan saat ini kita hanya memiliki dua kursi. Jadi harus naik, minimal satu kursi tiap Dapil," tegasnya.
Target satu kursi setiap Dapil, kata Mulyadi sebagai kendaraan untuk maju Pilkada 2024 nanti. Apalagi dirinya kembali menatap Pilkada Jeneponto, setelah gagal mengalahkan petahana Iksan Iskandar 2018 lalu. "Insya Allah (Demokrat sebagai kendaraan 2024)," jelasnya.
Sementara itu, John Diplomasi mengaku satu-satunya yang mendaftar sebagai calon Ketua Demokrat Tana Toraja. "Jika dipercaya menjadi Ketua Demokrat Tana Toraja, saya akan perjuangkan apa yang menjadi urat nadi Partai Demokrat," kata John Diplomasi.
Jika diberikan amanah memimpin partai Demokrat, John Diplomasi berambisi meraih enam kursi di DPRD Tana Toraja. "Paling sedikit satu orang di setiap Dapil atau keseluruhan enam orang. Saya akan membesarkan Partai Demokrat dan saya berupaya bekerja sama dengan teman-teman yang ada di Demokrat. Muda-mudahan teman-teman yang ada di Demokrat Tana Toraja mampu meraih 1 kursi tiap Dapil," tuturnya.
Diketahui, John Diplomasi merupakan mantan calon legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Sulawesi Selatan 2019 dari Partai Hanura. Saat itu, dirinya meraih 18.913 suara. Namun dirinya gagal duduk di DPRD Sulsel lantaran Partai Hanura tak mampu mendapatkan kursi di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel 10 ini. (Fahrul/Raksul/D)