Nama-nama seperti Muslimin Bando, La Tinro Latunrung, Basmin Mattayang dan Rusdi Masse tentu punya modal politik yang jauh lebih besar dibanding bacalon lainnya. "Karena mereka sudah punya basis elektoral yang jelas," jelasnya.
Dikatakan, variabel lainnya adalah modal sosial. Walaupun bukan incumbent atau mantan kepala daerah, tapi jika jauh hari sudah berinteraksi secara berkelanjutan dengan calon pemilih, maka akan memperbesar peluangnya untuk terpilih.
Apalagi jika incumbent gagal dalam menunaikan janji-janji politiknya semasa kampanye. Variabel ketiga adalah, citra parpol yang akan dikendarai.
"Peluang bakal kandidat untuk duduk berbanding lurus dengan citra positif parpol yang dikendarai, begitu pula sebaliknya," tutup dia.
Sementara itu, Pengamat Demokrasi, Nurmal Idrus mengatakan, secara umum para incumbent masih mendominasi. "Itu karena mereka punya sarana untuk terus mendekati dan mempertahankan modal sosial politik mereka. Para petahana punya banyak program dan kemampuan finansial yang terus membuat mereka bisa hadir dengan mudah di tengah pemilih," jelasnya.
"Para pendatang baru menurut saya tak akan bisa hanya mengandalkan popularitas mereka. Modal bertarung mereka mesti terus diperkuat dengan mulai membangun basis dukungan yang bisa dimulai dimana mereka berada," pungkasnya. (*)