MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Sulawesi Selatan. Tujuannya, memastikan sejauh mana kesiapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel untuk mengantisipasi dampak resesi yang diprediksi akan terjadi pada 2023.
"Ini yang harus kami persiapkan. Oleh sebab itu, kehadiran ke sini ingin mengetahui kesiapan daerah Sulsel terutama pemerintahnya, lalu juga dinas terkaitnya. Seperti apa dalam menghadapi resesi ini, dengan seperti itu, kita berharap resesi ini tidak terlalu memukul," ungkap Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh, saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (17/11).
Nihayatul mengungkapkan kekhawatiran dari resesi ekonomi secara global tentunya dampak yang ditimbulkan dirasakan akan secara bertahap. Salah satunya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Tapi secara nasional ini resesi bukan resesi wilayah. Tapi resesi dunia, jadi pasti dampaknya akan bertahan, yang kita khawatirkan adalah PHK. PHK ini akan mempengaruhi banyak sektor walaupun ada di Jakarta, pasti imbasnya ada di daerah," ujarnya.
Maka dari itu, Nihayatul menyebut Komisi IX memiliki beberapa program yang dipersiapkan untuk mengantisipasi dampak dari resesi ekonomi pada tahun 2023 yakni mulai pelatihan hingga memberi bantuan kepada UMKM.
"Kita sudah membahas, kita seminggu yang lalu yah, kita rapat dengan Kemenaker apa yang dilakukan, mulai dari bagaimana memaksimalkan pelatihan, bagaimana UMKM, dan bagaimana juga suport untuk para pekerja startup," jelasnya.
Pasalnya, jika terjadi PHK besaran-besaran maka akan berdampak ke pemerintah juga, seperti harus bertanggung jawan mulai dari Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan lainnya untuk menopang negara.
Terutama untuk kawan-kawan pekerja. Nah, sebenarnya bagaimana pemerintah PR nya adalah untuk tidak terlalu banyak yang di PHK. Karena kalau PHK tentunya negara yang harus bertanggungjawab," pungkasnya.
Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulsel Abdul Hayat menyebut dampak dari resesi ekonomi secara global diprediksi akan terjadi juga di Indonesia.
"Kan di 2023, dia (DPR Komisi IX) datang untuk mengantisipasi upaya preventif. Supaya jangan berimbas ke kita dari 15 negara kata Sri Mulyani (Menteri Keuangan) kemungkinan besar Indonesia berdampak, kita di Indonesia berdampak tapi kita mau tarik Sulsel jangan berdampak," ujar Abdul Hayat.
Maka dari itu, sambung dia, pihaknya berupaya agar dampak dari resesi ekonomi tersebut tidak dirasakan di Sulsel dengan cara melaksanakan beberapa program.
"Apa yang kita lakukan agar tidak berdampak, semua yang tadi dibicarakan itu diperkuat dengan optimalisasi. Misalnya, bagaimana perbankan memberikan KUR yang baik, bagaimana koperasi UKM ditingkatkan, dan didampingi termasuk ini memberikan yang namanya subsidi ke beberapa tranportasi," tuturnya.
"Supaya harga produknya orang tidak terlalu mahal di lapangan, dan menekan juga inflasi," sambungnya.
Sehingga, dengan begitu, Ia optimis Sulsel tidak akan merasakan dampak dari resesi ekonomi tersebut di tahun 2023.
"Saya optimis. Dengan slogan Sulsel optimis, Sulsel tangguh dan Sulsel berdaulat. Saya kira Alhamdulillah kita pastikan Sulsel tidak terlalu jauh ke sana (resesi ekonomi)," pungkasnya. (Sasa/Raksul/B)