"Kalau kita tidak buka 24 jam di masa pandemi, bandara Papua dan Ambon tidak bisa terhubung sehingga bandara Sultan Hasanuddin tetap dibuka 24 jam agar semua bandara tetap tumbuh," ungkapnya.
"Kargo sendiri meningkat hingga 200 persen. Di satu sisi penerbangan komersil menurun, namun kargo meningkat pesat. Daya beli masyarakat Makassar selama pandemi meningkat, kebanyakan barang barang e-comers dan produk." sambung Wahyudi.
Melihat pesatnya potensi kargo, maka beberapa penerbangan domestik berubah fungsi menjadi angkutan kargo.
"Pergerakan ekonomi online market mendongkrak juga penerbangan lewat kargo. Peluang inilah yang di tangkap Angkasa Pura," ucapnya.
Selain itu, Angkasa Pura juga melihat peluang dari potensi ekspor yang semakin menggeliat.
"Potensi eksport cukup besar apalagi melalui Jakarta dan Dempasar. Pernah di coba pengiriman langsung dari Makassar ke Singapura dan Hongkong namun terkendala masalah suplayer," terang pria yang bercita cita menjadi pilot ini.
Demi meningkatkan potensi kargo dan ekspor Sulsel, pihaknya bahkan memberi diskon untuk lending pesawat namun lagu lagi terkendala masalah suplayer.