"Ada kena kutu air, diare, tetap sudah ada tenaga medis dikasi obat sekarang sudah dijanjikan juga akan dibuat dapur umum," pesannya.
Terpisah, Ketua RT 02 RW 11 Kecamatan Manggala, Bahtiar mengatakan untuk kebutuhan pengungsi di tempatnya sampai saat ini masih terbilang tercukupi. Beberapa pejabat telah mendatangi poskonya untuk menyalurkan bantuan.
Sebagian warganya juga disebut telah kembali ke rumahnya untuk membersihkan rumahnya pasca dilanda banjir.
"Sebagian warga sudah kembali membersihkan rumahnya karena airnya sudah surut. Tapi masih banyak juga yang masih bertahan di tempat pengungsian di sini," sebutnya.
Di wilayah tersebut dikatakan setiap tahunnya memang selalu dilanda bajir untuk itu dirinya meminta agar pemerintah mendirikan posko permanen sebagai lokasi tempat mengungsi warga jika air kembali naik.
"Masjid ini memang tiap tahun dijadikan posko pengungsian. Makanya saya meminta kepada pemerintah agar bisa mendirikan posko pengungsian yang permanen," ujarnya.
Sementara itu, dari data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar per tanggal 20 November pukul 12.00 WITA, ada 229 KK yang mengungsi di 18 titik pengungsian. Secara keseluruhan sebanyak 910 warga Kota Makassar tercatat menjadi korban bencana banjir. Mereka didominasi warga dari dua kecamatan, yakni Manggala dan Biringkanaya. (Isak Pasabuan/Raksul/B)