TAKALAR, RAKYATSULSEL - Aksi penolakan ribuan simpatisan Calon Kepala Desa (Cakades) dari 19 desa yang akan menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Takalar belum lama ini di depan kantor DPRD Takalar, dan depan kantor DPRD Provinsi Sulsel nampaknya tak digubris oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) tingkat Kabupaten Takalar.
Masyarakat aksi menilai, banyak kejanggalan atau kecurangan yang diduga sengaja dilakukan P2KD Kabupaten Takalar saat melakukan seleksi tambahan 147 Bakal Calon (Balon) kepala desa di SMP Negeri 2 Takalar.
Pasalnya, terdapat beberapa balon kepala desa potensial gugur dalam seleksi tersebut. Salah satunya di Desa Tamalate, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulsel.
Cakades Tamalate, Muhammad Idris Naba mengaku jika dirinya sengaja dicurangi oleh pihak P2KD Kabupaten Takalar. Dia menuding P2KD Kabupaten Takalar salah menginput hasil nilai dari P2KD desa Tamalate.
Adapun nilai skoring Muhammad Idris Naba dari P2KD desa Tamalate berjumlah 22 point, sementara jumlah skoring yang dilakukan tim seleksi tambahan P2KD Kabupaten Takalar berjumlah 19 point, sehingga ada selisih 3 perbedaan jumlah skoring yang diperoleh Muhammad Idris Naba.
“Saya sudah mengajukan keberatan di posko pengaduan P2KD Kabupaten Takalar, mempertanyakan mengapa hasil skoring saya di kurangi 3 point,” kata Muhammad Idris Naba belum lama.
Meski ada penolakan dari elemen masyarakat, ketua P2KD tingkat Kabupaten Takalar, Nilal Fauziah diduga ngotot akan menggelar Pilkades serentak pada 4 Desember 2022 mendatang.
Pernyataan Nilal Fauziah itu disampaikan saat pihaknya menggelar rapat koordinasi bersama dengan seluruh Forum Komunikasi dan Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Takalar yang dihadiri Bupati Takalar Syamsari, Ketua DPRD Darwis Sijaya.