Yamali TB Kembali Akan Gelar Jambore Kader Tuberkulosis di Bantimurung Maros

  • Bagikan
Pengurus Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB)  Sulawesi Selatan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB)  Sulawesi Selatan akan kembali menggelar Jambore Kader Tuberkulosis (TB), yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada tanggal 25 hingga 26 November 2022, di kawasan wisata Alam Bantimurung, Maros.

Kegiatan kali ini juga akan dihadiri oleh 372  pegiat Tuberkulosis dari 8 Kabupaten dan 1 kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Delapan kabupaten tersebut antara lain Maros, Wajo, Bone, Gowa, Pinrang, Jeneponto, Sidrap, dan Bulukumba serta Kota Makassar.

Ketua Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel, Kasri Riswandi menyampaikan bahwa Jambore kader TB yang diadakan kali ini merupakan Jambore Kader keenam, setelah lima tahun tidak dilaksanakan.

"Jambore Kader TB terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2017. Sedangkan untuk pertama kali di laksanakannya yaitu pada tahun 2013 dan selalu memusatkan pelaksanaan kegiatannya di tempat-tempat wisata," ujar Kasri.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membina keakraban di kalangan Kader TB dan memasifkan kembali semangat para Kader dalam upaya penemuan kasus baru TB.

Sementara itu Pelaksanaan Jambore Kader kali ini di sambut positif oleh Pemerintah daerah kabupaten Maros, Dinas Sosial Maros, dan Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan.

Dukungan yang diberikan oleh Pemkab Maros berupa perizinan berkegiatan sekaligus pemberian gratis akses pelaksanaan kegiatan selama dua hari di objek wisata Bantimurung, Maros.

Selain itu Dinas Sosial Maros memberikan failitas berupa dapur umum untuk menyokong pemenuhan konsumsi selama kegiatan berlangsung dan Dinas Perhubungan Sulsel memberikan dukungan akses mobilitas dengan memberikan empat Bus sebagai alat transportasi menuju lokasi Jambore Kader. 

Harapan pelaksanaan Jambore Kader ini tak lain untuk mempererat kerjasama para Kader di Sulawesi Selatan untuk tetap semangat dalam menanggulangi terjadinya peningkatan pasien Tuberkulosis di Sulawesi selatan dan dapat membangkitkan semangat Kader dalam upaya penurunan Kasus baru TB sehingga dapat mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030. (*)

  • Bagikan