RAKYATSULSEL - Elon Musk baru-baru ini memang telah menghentikan hingga ratusan karyawan Twitter, di mana karyawan tidak bisa lagi mengakses akun perusahaan menggunakan akun mereka.
Menyusul kemudian penolakan yang diberikan oleh karyawan Twitter itu sendiri, Jumat (18/11).
Sejak Elon Musk menjadi pemilik dari Twitter, ada banyak hal kontroversial yang membuat Elon Musk tidak disukai oleh orang banyak bahkan termasuk karyawannya sendiri.
Sebelumnya, Elon tercatat telah memecat sejumlah eksekutif perusahaan termasuk CEO dan CFO Twitter.
Elon Musk sendiri mengatakan tindakannya ini sebagai upaya “Bersih-Bersih” yang dia lakukan, di mana banyak orang yang akhirnya berspekulasi bahwa CEO dan jejeran eksekutif sempat adu mulut dan mencemooh terkait tindakan Elon yang direncanakan gagal membeli Twitter beberapa bulan yang lalu.
Kemudian, sejak Elon Musk membeli Twitter ada banyak kebijakan dan perubahan peraturan fitur yang dirilis oleh Twitter. mulai dari perilisan Twitter Blue dengan fitur centang biru, sampai dengan perilisannya yang dimaksimalkan agar lebih cepat dirilis namun Twitter tidak mampu menyanggupinya.
Elon sendiri memang memberikan peraturan kebijakan terbaru untuk seluruh karyawan Twitter yang tersisa, di mana mereka harus mengedepankan keperluan perusahaan dan bekerja dengan lebih keras. Diduga, ada banyak karyawan yang akhirnya harus menambah hingga 10x beban kerja yang diberikan oleh perusahaan.
Hal ini karena Elon tercatat telah memecat hingga 7.500 karyawan Twitter, otomatis yang tersisa harus dapat bekerja dengan lebih maksimal untuk menyanggupi kebutuhan operasional perusahaan.
Menurut laporan dari The Verge, Twitter kini memberikan budaya kerja baru mereka dengan menekankan akan kebutuhan kerja yang lebih tinggi, karyawan dituntut untuk dapat bekerja dengan performa dan hasil maksimal dengan waktu yang lebih cepat.