Menurut MRP, keinginan Nurdin Halid bertarung di Pileg mendatang telah memiliki modal basis suara yang cukup besar. Di mana ketika Nurdin Halid bertarung di Pilgub Sulsel 2018 silam berhasil mengantongi 1.162.751 suara.
"Pasti jejak suara Pilgub akan ditelesuri sebagai basis suara, tentunya akan ada penyegaran strategi baru dalam meraih suara untuk Pileg 2024," terangnya.
Manager strategi dan operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai, majunya kader-kader berpengaruh di Dapil Sulsel II sebagai Caleg dari Golkar menghadirkan plus minus di internal Golkar.
"Secara kepartaian, Golkar akan diuntungkan sebab mayoritas figur calegnya punya modal politik yang diperhitungkan," ujarnya.
Menurutnya, tampilnya nama-nama seperti Supriansa, Andi Fahsar Padjalangi, Nurdin Halid dan kader Golkar lainnya akan menjaga kemapanan elektoral Golkar di Dapil Sulsel II.
"Perolehan kursi di pemilu lalu bisa terjaga dan jika dikelola baik kursi Golkar bisa berpotensi bertambah," jelasnya.
Di sisi lain, kompetitifnya figur caleg yang dimajukan Golkar akan menaikkan tensi persaingan diantara figur caleg yang lain. Utamanya di internal Golkar sendiri.
"Sekalipun jika kita analisa, blok suara dari masing-masing caleg Golkar di Dapil Sulsel II cukup representatif. Namun jika tidak dikelola secara tepat, sesama caleg internal Golkar bisa saling mengiris dalam perebutan suara di basis pemilih yang sama. Dan situasi itu bisa saja merugikan," pungkasnya.
Sedangkan, Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia Ras Md meyakini Golkar Sulsel makin terbuka ruangnya mempertahankan posisi dua kursi di 2014.