SURABAYA, RAKYATSULSEL - Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) yang berada di Surabaya, Jawa Timur, saat ini sudah ditempati 410 mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang berkuliah di perguruan tinggi yang ada di Surabaya dan sekitarnya.
Pembangunan AMN merupakan “program” bersama bangsa yang diinisiasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dengan melibatkan berbagai Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Provinsi (Pemprov). Lahan AMN disiapkan oleh Pemprov dan pembangunan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR.
AMN merupakan upaya nyata BIN untuk meningkatkan nasionalisme sekaligus memperkuat rasa toleransi antar suku, agama dan ras. Nasionalisme dan toleransi dikalangan generasi muda yang memang harus ditanamkan sejak dini dari lingkungan terkecil, yaitu dalam keluarga dan dunia pendidikan. Namun, nilai-nilai Pancasila dan kesadaran berbhinneka tunggal ika, harus terus diimplementasikan, khususnya di lingkungan kampus, dalam hal ini bagi kelompok mahasiswa.
Terkait sarana dan prasarana AMN, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono merasa puas dengan pembangunan AMN yang menurutnya memiliki kualitas bangunan dan lansekap yang baik.
"Kualitas bangunan dan lansekap cukup memuaskan," tulis Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur Ditjen Cipta Karya, M Reva Sastrodiningrat mengatakan, AMN yang dikerjakan mulai September tahun 2021 telah selesai sesuai perkiraan pada Mei 2022.
Nantinya, AMN akan dihibahkan dan dikelola oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Reva menjelaskan bahwa AMN Surabaya terdiri dari dua blok bangunan setinggi lima Lantai dengan selasar penghubung di antara bangunan. Blok satu untuk asrama perempuan, sementara yang lainnya laki-laki.
"Bangunan asrama terdiri dari 2 tower setinggi 5 lantai dengan jumlah unit 188 kamar untuk menampung 528 mahasiswa," kata Reva.
"Fasilitas pendukung pengembangan kompetensi mahasiswa juga dibangunan seperti perpustakaan/ruang baca, ruang belajar bersama, ruang seni, laboratorium, lapangan olahraga, ruang pembinaan entrepreneurship, dan lansekap," Lanjut Reva.
Direktur Bina Penataan Bangunan, Boby Ali Azhari juga mengatakan, fasilitas yang dibangun di AMN Surabaya tidak hanya menyediakan hunian. Tetapi juga dilengkapi fasilitas untuk pengembangan kompetensi mahasiswa.
"Seperti perpustakaan atau ruang baca, ruang belajar, ruang seni, laboratorium bahasa, lapangan olahraga, ruang pembinaan entrepreneurship, kebun, serta ruang komunal lainnya”, kata Boby. (*)