SINGAPURE, RAKYATSULSEL.FAJAR.CO.ID- Ukuran utama aktivitas pabrik China semakin turun di bulan November, menurut angka resmi.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) turun menjadi 48 dari 49,2 di bulan Oktober.
Hal Itu terjadi ketika pembatasan Covid yang ketat dan melemahnya permintaan global membebani ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Dalam beberapa hari terakhir telah terjadi protes kekerasan terhadap tindakan nol-Covid Presiden Xi Jinping yang telah membuat kota-kota besar dikunci.
PMI non-manufaktur yang mengukur sentimen bisnis di sektor jasa dan konstruksi, juga turun menjadi 46,7 berbanding 48,7 di bulan sebelumnya pembacaan terendah dalam tujuh bulan.
Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi dibandingkan bulan sebelumnya.
- Pembuat iPhone meminta maaf setelah protes di pabrik
- Mampukah India menggantikan China sebagai pabrik dunia?
Awal bulan ini, pemerintah memperkenalkan serangkaian langkah untuk menopang ekonominya yang melambat. Hari jumat lalu, bank sentral China mengubah jatah cadangannya untuk bank yang memberi lebih banyak uang kepada lembaga pemberi pinjaman untuk memperpanjang masa pinjaman. Ini dipandang sebagai langkah positif untuk membantu sektor real estat yang kesulitan.
China telah melihat lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, dengan lebih dari 37.000 kasus dilaporkan pada Selasa melebihi puncak sebelumnya pada bulan April.
Frustrasi telah berubah menjadi kemarahan di kalangan pelajar dan pekerja atas kebijakan nol-Covid yang ketat di negara itu.
Akhir pekan lalu, ribuan orang di China turun ke jalan menuntut diakhirinya tindakan tegas dengan beberapa bahkan membuat seruan langka agar Presiden Xi Jinping mundur.
Pada hari Selasa, pejabat kesehatan China mengatakan pihak berwenang akan bekerja untuk mengurangi "ketidaknyamanan" yang disebabkan oleh pandemi Covid.
Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), mengatakan kepada wartawan bahwa penguncian harus "diberlakukan dan dilonggarkan dengan cepat" serta "tindakan pengendalian yang berlebihan harus terus diperbaiki". (bbc/*)
Referensi: