TAKALAR, RAKYATSULSEL - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Takalar kembali menggelar Musyawarah Tani Appalili. Agenda ini merupakan ritual tahunan dalam rangka menghadapi musim tanam pada musim rendengan 2022/2023, Rabu (30/11).
Appalili yang digelar mulai dari tingkat desa/kelurahan dan kecamatan ini merupakan sarana musyawarah untuk menyamakan persepsi terkait jadwal tanam, pola tanam, benih dan hal-hal lain dalam rangka meningkatkan produksi padi seluas 16.870 hektar pada 10 kecamatan di Takalar.
"Ini sebagai refleksi dari apa yang menjadi hambatan pada setiap desa yang kemudian kita bawa ke Appalili tingkat kabupaten untuk mencari solusi bersama. Semoga ini menjadi spirit bagi kita semua dalam meningkatkan produksi pertanian di musim tanam kali ini," Kata Kadis DTPHPKP Abd Haris.
Sementara, Sekda Takalar Muhammad Hasbi membuka temu Tani Appalili tersebut menekankan dua hal yang penting dibahas dalam musyawarah temu tani.
Hal pertama yaitu melibatkan Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) sebagai lembaga yang mampu memprediksi kondisi curah hujan tinggi untuk meminimalisir kerugian petani akibat banjir.
"Kondisi cuaca sekarang tidak bisa lagi kita prediksi. Kita harus beradaptasi dengan cuaca agar mengurangi kerugian petani kita. Saya menekankan agar perlakuan tidak boleh disamakan antara lahan yang sering terkena banjir dengan yang tidak, ini salah satu poin penting yang perlu dibahas dalam musyawarah temu tani ini," kata Hasbi.
Mantan Kadis Pertanian Takalar tersebut juga menyarankan agar para petani dimusim tanam tahun ini dilengkapi dengan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk melindungi para petani dari ketugian materi akibat bencana alam.
"Pola tanam, penggunaan pupuk itu sudah biasa dibiacarakan dalam temu tani, yang harus dibicarakan dalam musyawarah ini adalah bagaimana caranya melindungi petani kita agar tidak merugi salah satunya adalah memasukkan petani kita dalam AUTP yaitu asuransi untuk tanaman padi. sehingga ketika gagal panen maka petani kita akan mendapatkan ganti rugi dari asuransi tersebut," pungkasnya.
Dalam musyawarah tani tersebut dihadiri Perwakilan Dinas Tanaman Pangan Sulsel, Kepala Wilayah IV IP3OPT Maros, Perwakilan Polres Takalar, Perwakilan Kodim 1426/ Takalar, kelompok tani, tokoh masyarakat, tokoh adat serta, Pengurus KTNA, serta Distributor Pupuk. (Supahrin Tiro/Raksul/A)