MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Sulsel kini menggodok Rancangan Peraturan daerah (Ranperda) tetang Literasi Aksara Lontara dengan meminta masukan ke Daerah dengan mengunjungi Kabupaten Wajo, Senin (5/12/2022).
Ketua Pansus Ranperda Literasi Aksara Lontara, Jufri Sambara mengatakan kunjungan ke Kabupaten Wajo karena berdasarkan informasi bahwa aksara Lontara ini masih merupakan salah satu kekayaan yang terpelihara di Kabupaten Wajo.
"Dengan menjadikannya bagian dari kurikulum dalam pendidikan, kami juga ingin mendengar saran masukan guna menjadi bahan pengayaan bagi pansus nantinya," kata Jufri Sambara.
Politikus Demokrat ini menyebutkan banyak hal yang dapat menjadi masukan untuk Pansus Aksara Lontara termasuk bahwa di Sulsel sendiri sudah ada Perda Pelestarian dan Pemajuan Budaya Tak Benda, "Apakah hal ini bisa disinergikan dengan Ranperda Literasi aksara Lontara nantinya, ujarnya.
Dirinya juga menyebutkan di Sulsel sendiri dari 3 suku besar, yaitu Bugis, Makassar dan Toraja, yang nantinya dia akan merangkai secara global.
"Sangat banyak masukan yang kami dapatkan, akan menjadi masukan bagi kami untuk menyusun Ranperda kedepannya," tutupnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo, Armayani menyampaikan bahwa adanya Ranperda Aksara Lontara ini nantinya dapat menjadi pemacu semangat dan menjadi penguatan bagi semua daerah di Sulawesi Selatan dalam menjaga kelestarian salah satu bagian dari kearifan lokal dan warisan budaya dari para pendahulu.
"Kekayaan ini sudah masuk dalam kekayaan daerah yang harus dijaga dan dipelihara sampai kapanpun, Kabupaten Wajo adalah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang telah memiliki Perda terkait pemajuan kebudayaan dengan mengedepankan aspek manuskrip, bahasa, adat istiadat, teknologi serta cagar budaya," katanya.
"Untuk Kabupaten Wajo, maka saat ini telah diselenggarakan sekolah budaya bugis, dengan menggratiskan para guru dan siapa saja yang ingin belajar bahasa daerah khususnya bahasa bugis," jelasnya. (Fah/B)