MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2022 yang jatuh pada tanggal 9 Desember turut dimeriahkan sejumlah seniman. Kelompok yang mengatas namakan diri Masyarakat Anti Korupsi (MARS) Sulsel itu melukis di bawah jembatan Fly Over, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (8/12/2022).
Kegiatan yang diinisiasi oleh sejumlah lembaga pegiat anti korupsi bersama komunitas pelukis atau seniman Makassar Art Initiative Movement (MAIM) menggelar kegiatan unik bertema “Seni Melawan Korupsi”.
Pantauan di lokasi, tampak sekitar 10 orang seniman menuangkan jiwa seninya di atas kanvas ukuran 90 x120 cm dengan berbagai lukisan yang menyentil budaya korupsi di Indonesia. Salah satu pelukis yang terlibat bernama Fauzi nampak melukis orang-orangan sawah yang mengenakan seragam anak Sekolah Dasar (SD) dengan tulisan 'Aku Benci Korupsi'.
Pada lukisan tersebut terlihat orang-orangan sawah mengenakan topi caping sambil menggenggam timbangan keadilan yang mengisyaratkan keadilan.
Fauzi mengaku tema lukisannya adalah Pajo-pajo Keadilan atau orang-orangan sawah. Ia mengangkat tema itu karena menilai hukum dan keadilan di Indonesia sat ini hanya sekedar pajangan saja, atau orang-orangan sawah.
"Pajo-pajo atau orang-orangan sawah kan yang dipakai petani untuk mengusir burung. Nah keadilan kita sekarang saya anggap seperti itu, hanya pajangan saja untuk menakut-nakuti, tapi tidak ada tindakan nyata memberantas korupsi," ucap Fauzi.
Sementara untuk tulisan 'Aku Benci Korupsi' pada seragam anak SD dijelaskan Fauzi bahwa itu hanya panjang semata. Seragam disebut kadang tak sesuai dengan harga yang sebenarnya.
"Harga sebenarnya murah tapi dijual mahal," kata dia.
Lewat aksi ini Fauzi berharap masyarakat bisa termotivasi dan sadar jika korupsi adalah kejahatan luar biasa yang harus diperangi dan diberantas. Serta keadilan bisa ditegakkan sebagian mestinya, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah.
"Harapan kami tentunya keadilan harus ditegakkan dan jangan dipermainkan," pesannya.
Terpisah, Ketua Badan Pekerja Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi, Kadir Wokanubun mengatakan kegiatan ini digelar bersama sejumlah organisasi diantaranya LBH Makassar, FIK Ornop Sulsel, Fosis UMI, Lapar Sulsel, KPA Sulsel, Gusdurian Makassar, Kontras Sulawesi, AJI Makassar, LBH Pers, juga Makassar Art Initiative Movement.
"Kegiatan ini merupakan kolaborasi bersama sejumlah lintas sektoral yang prihatin dengan masalah korupsi di negara ini," ujar Kadir sapaannya.
Diapun menjelaskan melalui kegiatan ini ada tiga isu yang diangkat yakni tentang penegakan hukum, soal demokrasi, serta sikap anti korupsi. Apalagi dalam penanganan sejumlah kasus korupsi tidak berjalan dengan baik sebab banyak kasus korupsi yang mandek baik pada tingkat Kejaksaan maupun di kepolisian.
"Pemberantasan korupsi khususnya di Sulsel itu jalan santai, pemberantasan korupsi tidak menjadi hal yang serius oleh pemerintah dan penegak hukum,” kata Kadir.
Terbukti, dari catatan ACC sendiri pada tahun 2021 masih banyak kasus yang mandek di tangan Aparat Penegakan Hukum (APH) termasuk di tahun 2022 ini.
“Termasuk dalam mencatat kami pada putusan di pengadilan PN Tipikor itu juga tidak maksimal,” pungkasnya. (Isak/B)