"Dua poin utama dalam Gerakan Masjid Cantik, yakni bagaimana masjid-masjid kita di Wajo bisa terstandardisasi secara fisik dan yang kedua bagaimana upaya kita memakmurkan masjid. Tentu ini membutuhkan inovasi dalam tata kelola dan manajemen masjid," ujar kepala daerah bergelar doktor yang juga dai ini.
Pengurus Wilayah DMI Sulsel diwakili Muhammad Yunus mengatakan, pengurus DMI harus terus mengembangkan inovasi dalam mengelola manajemen masjid. Perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kata dia, tidak bisa lagi mengandalkan dakwah secara lisan, tetapi harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
"Selain itu, pengurus masjid juga harus berupaya untuk menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi harus menjadikan mesjid sebagai pusat peradaban, pusat pendidikan, serta pusat sosial ekonomi," tuturnya.
Ketua Steering Committee Musda I DMI Wajo, Abdul Hafid, mengatakan terpilihnya Amran menakhodai DMI Wajo tak lepas dari aspirasi DMI kecamatan se-Wajo dan kebutuhan DMI sendiri akan dukungan pemerintah terhadap DMI. (*)