"Akhirnya, kerja-kerja ideologi dan organisasi LMND menjadi mangkrak dan terhambat," tegasnya.
Kedua, karena tabiat pimpinan ditopang kepentingan oportunisme semata, kerja-kerja Ideologi dan Organisasi mangkrak, akhirnya kepemimpinan di tubuh Eksekutif Nasional penuh dengan konflik dan tarik menarik kepentingan.
Alhasil, kerja-kerja IPO tidak menjadi prioritas dan pengurus, khususnya pimpinan politik dan pimpinan organisasi tidak terpimpin oleh program organisasi yang telah dirumuskan secara bersama dalam kongres sebelumnya.
Setidak-tidaknya dijabarkan Abu Bakar perihal konfilik di tubuh ELMD adalah, tidak harmonisnya antar pengurus baik antar Ketua Umum dan Sekjen maupun dengan pengurus Eksekutif nasional yang lain.
Abu mengutarakan, sebagian kecil pengurus EN memang ada yang konsekwen menjalankan keputusan Kongres VIII dengan cara ikut serta dalam pembangunan Partai PRIMA.
"Sayangnya, sebagian besar yang lain justru menolak menjalankan beberapa keputusan penting tersebut," tuturnya.
Belakangan dijelaskan Abu Bakar, skandal memalukan juga terjadi di tubuh EN yang dimulai dengan dibukanya rekening organisasi secara sepihak oleh Muhammad Asrul tanpa ada persetujuan dari Bendahara Umum.