MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Peringatan peristiwa Korban 40.000 Jiwa ke-76 Tahun kembali dilaksanakan di Monumen Korban 40.000 Jiwa, Jalan Langgau, Kecamatan Tallo, Minggu (11/12).
Tentunya nilai dari peristiwa yang dikenal dengan 'kekejaman westerling' perlu untuk disegarkan dalam ingatan terkait persatuan para pendahulu dalam meraih kemerdekaan. Khususnya, kehidupan sosial yang kini dinilai mulai tergerus.
Pengamat Sosial, Hariashari Rahim menilai peringatan korban 40.000 jiwa menjadi momen membangun kembali nilai sosial khususnya para remaja. Pemerintah juga harus hadir memberikan semangat itu.
"Generasi Z atau remaja saat ini tak mampu memahami, nilai dari norma kesusilaan, nilai agama, nilai baik dan buruk kini seolah buram bagi mereka," ujar Hariashari Rahim.
"Maka, peringatan korban 40.000 jiwa ini menjadi momen mengembalikan nilai sosial para anak muda kita," tambahnya.
Dia menjelaskan, melihat fenomena sosial dewasa ini, persatuan yang solid mulai tergerus dari kesadaran para kaum muda.
Pasalnya tindakan kriminal dan perang antar kelompok menjadi trend yang seolah melekat pada gaya hidup remaja.
"Kadar nilai kesolidan dalam kehidupan sosial dikalangan remaja dipengaruhi laju perkembangan media sosial. Sebab, sosmed ini menggiring kepada perilaku individualistik yang berefek menjadi egoistik," tukasnya.