MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Keluarga Masyita mengaku ikhlas dan tak menyalahkan siapapun atas insiden tarik tambang yang digelar Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unhas Sulsel. Dimana Masyita sebagai peserta dalam kegiatan itu meninggal dunia akibat terseret tali tambang.
Hal itu disampaikan oleh kakak kandung Masyita bernama Ridwan. Dia mengatakan keluarga besarnya sudah menerima peristiwa tragis itu dengan ikhlas dan tak memperpanjang masalahnya. Apa yang dialami adiknya dinilainya sebagai suatu musibah.
"Kalau masalah kejadian ini, kita tidak bisa salahkan siapa pun, karena ini musibah," ucap Ridwan, Senin (19/12/2022).
Ridwan mengaku tak mengetahui secara pasti peristiwa yang menyebabkan adiknya meninggal dunia saat mengikuti kegiatan lomba tarik tambang di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Minggu pagi (18/12/2022).
Apalagi, dari informasi yang beredar di media maupun media sosial (medsos) disebut ada berbagai macam versi.
"Kalau masalah kejadiannya saya belum paham betul, karena yang beredar di media dan di sosmed berubah-ubah," ujarnya.
Adapun almarhum di mata Ridwan dikenal sebagai seorang pekerja keras dan bertanggung jawab terhadap keluarganya. Anak keenam dari 12 bersaudara itu juga disebut meninggalkan dua orang anak yang masih kecil.
"Sosok almarhum itu pekerja keras. Apalagi dia boleh dibilang tulang punggung di keluarganya. Dia kerja semuanya, dia juga yang merawat ibu," kenang Ridwan.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar yang juga sebagai ketua IKA Unhas Sulsel, Moh Ramdhan Pomanto mendatangi kediaman korban di Jalan Kelapa Tiga, Kecamatan Rappocini, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini. Kehadirannya untuk menyampaikan rasa duka citanya, mengingat Masyita juga adalah salah seorang Ketua RT.
Danny Pomanto mengaku kehilangan seorang ketua RT yang memiliki jiwa pekerjaan keras, juga memiliki dedikasi tinggi terhadap Pemerintah Kota Makassar.
"Tidak ada yang menduga ada insiden seperti ini, saya mengucapkan duka cita yang mendalam. Apalagi beliau ini kader PKK dan Ketua RT yang berdedikasi, jadi saya merasa sangat kehilangan," ucap Danny Pomanto.
Peristiwa yang terjadi dan menyebabkan Masyita meninggal dunia disebut diluar dugaan. Padahal sebelum kegiatan digelar pihak panitia termasuk Danny Pomanto sendiri sudah memeriksa dan memantau jalannya kegiatan.
Danny Pomanto menyebut pihak panitia telah melakukan berbagai langkah antisipatif untuk meminimalisir segala jenis insiden yang tidak diinginkan terjadi. Dimana panitia telah memiliki pengawas untuk masing-masing jarak di setiap wilayah.
"Kita tidak pernah mau ada insiden seperti ini, makanya kita berusaha se-safety mungkin sejak awal. Antisipasi itu sudah lengkap, di samping kita punya pengawas masing-masing jarak. Koordinasi masing-masing jarak sudah dirapatkan dan semua orang lihat bahwa saya sampaikan hindari masuk ke dalam tali, masuk kanan. Karena di situ ada separator. Kalau di situ kan pasti sempit makanya kenapa saya suruh ke sebelah kanan tali. Ke sebelah Selatan, Timurnya," ujarnya.
Danny Pomanto pun menjanjikan santunan kepada peserta tarik tambang IKA Unhas yang meninggal dunia. Termasuk beberapa korban lain yang mengalami luka-luka, akan ditanggung biaya perawatannya.
“Insya Allah pemerintah kota akan memberikan santunan kepada korban (meninggal). Pokoknya kita semua yang menanggung semua biaya perawatannya,” pungkasnya. (Isak/B)