JAKARTA, RAKSUL- Dalam membawakan materi yang berjudul "Kebaya dari Perspektif Islam", Ketua TP PKK Kota Parepare yang juga Pembina Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI), Erna Rasyid Taufan sukses membius perhatian pengunjung.
Sebagai Pembicara pada kegiatan Opening Speech, Talkshow, dan Fashion Show Kebaya, dan Doorprize yang digelar Al Hidayah Pusat di Plaza Semanggi, Jakarta, Selasa, (20/12/2022), Erna Rasyid Taufan mampu membuat para peserta yang dihuni mayoritas para Ketua organisasi sayap Partai Golkar ini terkesima. Pun bnyak pertanyaan yang diajukan kepada Erna yang duduk berderetan dengan sejumlah tokoh perempuan Indonesia di Plaza Semanggi, Jakarta, Selasa, (20/12/2022).
Dari sejumlah penanya, ada beberapa pertanyaan yang cukup menarik yang mampu dibahas Erna secara detail.
"Ketika budaya bertentangan dengan agama mana dan bagaimana jalan keluarnya dan apabila budaya dan agama dipersandingkan mana yang dipertahankan," ucap Halima, salah seorang Pengurus DPP Al-Hidayah bertanya kepada ERAT, akronim Ketua DPD II Partai Golkar Parepare itu.
"Kalau agama dan budaya bertentangan maka agamalah yang paling di atas dan budaya ikut," timpal Erna, mrnjawab pertanyaan itu.
Erna juga mengemukakan, tantangan besar bagi perancang untuk melestarikan budaya tanpa mengesampingkan agama dalam desain busana warisan leluhur itu.
"Artinya kebaya tidak haram dan ini menjadi tantangan bagi perancang muslimah agar budaya juga tetap lestari sebagai warisan dan jati diri nenek moyang bangsa. Yang jelas pakaian menutup aurat dan sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa sebagaimana dalam surah Al A'raf 26," detail Erna.
Selain pertanyaan itu, terdapat pula pertanyaan yang diajukan utusan AMPG Golkar. "Melihat biografy dan beberapa organisasi yang ibu pimpin bagaimana cara Ibu mengatur waktu. Bagaimana trik ibu atau apa rahasianya," imbuh salah seorang peserta.
"Saya tidak punya trik. Sejauh yang saya ingat bahwa yang pertama-tama yang saya disiplinkan nanti Allah yang akan atur waktunya pada siapa dan acara apa nantinya saya bisa hadir Allah yang tentukan karena semua bisa berubah dalam seketika ketika protokol Allah sudah jalan. Jadi kadang-kadang sudah disiapkan dengan baik beberapa acara setiap harinya oleh protokol dan ajudan tapi yang paling menentukan adalah protokol Allah," jawab Erna yang juga Ketua Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Sulsel ini.
"Jadi walaupun kadang-kadang saya kecewa dengan gagalnya suatu acara atau gagalnya bertemu dengan seseorang yang sudah janjian tetapi lama kelamaan saya sadar bahwa inilah yang terbaik. Kadang 2 waktu yang kami tentukan belum tepat dan waktu yang Allah berikan yg paling tepat. MasyaAllah, inilah pelajaran hidup yang paling berharga," urai Dai'ah ini.
Selain Erna, kegiatan yang bertajuk "Al Hidayah Mendukung Program Kebaya sebagai Warisan Budaya Indonesia ke UNESCO" sebagai rangkaian memperingati Hari Ibu ini juga menghadirkan sejumlah tokoh-tokoh perempuan nasional, seperti Amaliah Sobli (Anggota DPD RI), Dr Ir Hetifah Sjaifudian (Ketua Umum DPP Al-Hidayah/Wakil Ketua X DPR RI), Yus Oktavia (Ketua Umum KFDI), Endah Nina Kurniasih (Ketua DPD Al-Hidayah DKI Jakarta), dan Hj Rita Fitri (Ketua Bidang Pendidikan DPP Al-Hidayah). (*)