MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Hujan lebat disertai angin kencang yang melanda beberapa daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) mengakibatkan bencana alam. Cuaca ekstrim ini terjadi selama dua hari, mulai dari Jumat pagi (23/12) hingga Sabtu sore (24/12).
Dari data yang diperoleh Harian Rakyat Sulsel tercatat ada beberapa daerah yang terdampak, seperti Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar, dan Kota Parepare.
Di Kota Makassar, hujan lebat disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan genangan air. Insiden pohon tumbang sendiri terjadi di Jalan Sungai Lariang, Makassar pada Jumat pagi. Pohon yang berukuran raksasa itu tumbang dan menimpah lima orang warga serta lapak pedagang kaki lima ikut ambruk.
Tak ada korban meninggal dunia dalam peristiwa itu, hanya saja mereka dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan atas luka-luka yang dialami. Selain itu, dua kecamatan juga dikabarkan terdampak genangan air.
"Kejadian di Makassar itu yang pohon tumbang kemarin, termasuk juga genangan di dua kecamatan, Biringkanaya sama Manggala. Tapi itu setiap musim penghujan selalu terdampak memang," ujar Kasi Ops Basarnas Sulsel, Rizal saat diwawancara, Sabtu (24/12/2022).
Sementara di Kabupaten Gowa, peristiwa tanah longsor terjadi di Kelurahan Bontolerung, Kecamatan Tinggimoncong. Tanah yang bergerak akibat intensitas curah hujan yang sangat tinggi di wilayah tersebut menimpa satu rumah dan tiga orang warga dilaporkan meninggal dunia. Kejadian berlangsung sekitar pukul 03.00 Wita, Sabtu (24/12).
Tak hanya itu di lokasi lain di wilayah Kabupaten Gowa juga dikabarkan ada dua rumah warga ikut terbawa arus anak Sungai Jeneberang. Hingga saat ini petugas SAR gabungan masih berada di lokasi untuk mengevakuasi korban. Adapun identitas tiga warga yang meninggal itu yakni Muhammad Arsya, Anwar, dan Hasan.
"Tiga orang meninggal dunia. Ada juga 35 KK terdampak. Petugas SAR gabungan masih di lokasi untuk mengevakuasi korban dan membersihkan sisa-sisa longsor. Ada dua lokasi berbeda, di wilayah Tinggimoncong dan Parangloe," sebutnya.
Selain itu, bencana alam juga terjadi di Kabupaten Maros, tepatnya di Kecamatan Turikale. Air naik dan merendam pemukiman warga hingga Jalan AP. Pettarani, penghubung antara Kota Makassar dengan Kabupaten Bone nyaris tidak bisa dilalui kendaraan. Air sendiri berasal dari luapan Sungai Maros.
Dari video yang beredar di media sosial (medsos) air setinggi lutut orang dewasa itu naik di Jalan AP Pettarani sekitar pukul 13.00 Wita, Sabtu (24/12). Pengendara yang hendak melintas pun diarahkan untuk mencari jalan alternatif lain.
Adapun di dua daerah seperti Kabupaten Takalar dan Kota Parepare, warga yang terdampak akibat hujan deras terdapat di wilayah pesisir. Di Kabupaten Takalar sendiri tepatnya di Dusun Kanaeng, Desa kanaeng, Kecamatan Galesong Selatan, air laut naik ke pemukiman warga. Kerasnya hantaman ombak membuat beberapa rumah warga rusak.
Adanya cuaca ekstrim ini, Rizal mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk sementara tidak melakukan aktivitas di laut. Apalagi ombak yang cukup tinggi serta angin kencang dapat membahayakan.
"Imbauan sesuai dengan data BMKG untuk masyarakatnya nelayan untuk saat ini atau beberapa hari kedepan agar tak melaut dulu karena gelombang tinggi di Selat Makassar dan Teluk Bone. Termasuk juga untuk masyarakat di Makassar kalau ada pohon yang potensi membahayakan laporkan segera untuk dilakukan penanganan," pesannya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri telah mengeluarkan peringatan dini akan bencana banjir pesisir atau banjir rob di tujuh wilayah di Sulsel. Peringatan dini banjir pesisir ini berlaku sejak Jumat 23 Desember hingga Minggu 25 Desember 2022.
"Peringatan dini banjir pesisir (ROB). Berlaku tanggal 23 Desember 2022-25 Desember 2022," tulis BMKG melalui keterangan tertulisnya. (Isak/B)