MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Perumnas Antang Blok 8-10 menjadi langganan banjir setiap tahun. Kondisi ini lantaran kawasan tersebut berbentuk cekungan sehingga wadah. Belum lagi, buangan air dari dua kabupaten yakni Maros dan Gowa.
Ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo menyoroti adanya pembangunan di Perumnas Antang khususnya blok 8-10. Ia menilai lokasi berlokasi di Kecamatan Manggala ini tak layak.
"Saya kira ini menjadi koreksi bersama untuk rencana pembangunan perumahan kedepannya. Perumahan sekelas Perumnas yang dibangun BUMN, tidak layak dari sisi lokasinya yang dataran rendah," ungkap Rudianto Lallo, Minggu (25/12).
RL--akronim namanya, menjelaskan, pembangunan yang dilakukan Perumnas Antang harus perhatikan studi kelayakan dari semua aspek. Pasalnya, kawasan tersebut berada di dataran rendah.
"Studi kelayakannya mesti jadi perhatian. Supaya jangan lagi yang seperti ini contohnya. Asal hujan pasti banjir, karena memang rendah, seperti danau pak," kata RL.
Menurut RL, bangunan milik BUMN, tidak memiliki perhitungan terhadap akibat yang akan dialami langsung masyarakat. "Ini menurut saya nikmat di awal saja tetapi merugikan masyarakat diakhir. Ketika banjir begini yang repot pemerintah daerah," sebutnya.
Dia menyarankan, agar para ahli tata ruang dan ahli PU yang dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar turun tangan untuk mencari solusi dari masalah banjir ini.
"Tadi juga saya tanya Kadis PU supaya itu menjadi perhatian supaya tidak terulang, kalau begini yah pastilah terulang terus," pungkasnya. (Abu Hamzah/Raksul/B)