Sempat Terisolasi Pasca Longsor, Jalan Poros Malino Kembali Dibuka

  • Bagikan
Kondisi Longsor di Kabupaten Gowa

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Jalan poros Malino, Kabupaten Gowa yang sempat ditutup akibat tertimbun material longsor kini kembali dibuka. Penutupan sendiri berlangsung selama dua hari, dimana Tim SAR gabungan sempat terfokus pada evakuasi salah satu korban tanah longsor bernama Daeng Lewang (50) di Kecamatan Parangloe.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa, Iksan Parawansa kepada menuturkan, akses jalan saat ini sudah bisa dilewati kendaraan seperti sebelumnya.

"Sudah bisa dilewati kendaraan. Akses jalan dibuka kembali, sekitar pukul 18.15 Wita Kemarin (Senin (26/12)," kata Iksan saat dikonfirmasi, Selasa (27/12).

Meski telah dibuka, Iksan mengimbau kepada para pengendara untuk tetap berhati-hati saat melalui jalan tersebut. Sebab pada titik itu merupakan titik yang rawa terjadinya longsor.

"Tetap hati-hati karena rawan terjadi longsor susulan, tergantung kondisi cuaca. Jadi orang yang lewat itu harus berhati-hati. Tetap waspada," pesannya.

Sebelumnya Iksan juga menanggapi beredarnya kabar terkait penutupan sementara jalur pendakian Gunung Bawakaraeng dan Lembah Ramma di Kecamatan Tinggimoncong.

Dia mengatakan tak hanya pendaki Gunung Bawakaraeng yang diimbau tapi seluruh masyarakat yang ingin berlibur ke Malino untuk sementara tunda dulu hingga kondisi cuaca membaik.

"Cuaca masih ekstrem, bukan cuma pendaki-pendaki Bawakaraeng, mungkin juga untuk masyarakat yang ingin berekreasi ke Malino untuk sementara jangan dulu lah," sebutnya.

Iksan menyampaikan, pelarangan itu beralasan sebab jalur ataupun akses jalan sangat rawan longsor.

"Kondisi jalur sangat rawan, dan juga saat ini akses untuk ke sana belum terbuka dan tidak bisa ke sana. Mudah-mudahan hari ini itu bisa terlewati, karena bagaimanapun itu adalah akses ekonomi bagi masyarakat untuk membawa hasil dari dataran tinggi ke Makassar," ujarnya.

Iksan Parawansa kembali menekankan dan mengimbau agar para pendaki yang hendak mendaki ke Gunung Bawakaraeng agar mengurungkan niatnya. Apalagi jika di alam liar potensi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan potensinya lebih besar.

"Untuk sementara, jangan dulu ada pendakian, bagaimanapun kondisi di atas tidak memungkinkan, karena hujan yang cukup tinggi, kondisi cuaca juga dingin. Jadi kalau bisa jangan ada pendaki yang naik," pungkasnya. (Isak Pasabuan/Raksul/B)

  • Bagikan