Kapolres Luwu Hadiri Pemberian Ganti Rugi Tanah Runaway Bandara Bua

  • Bagikan
Kapolres Luwu AKBP Arisandi, mendampingi Bupati Luwu Basmin Mattayang, penyerahan secara simbolis uang ganti kerugian atas pengadaan tanah pembangunan runaway Bandara Lagaligo Bua.

LUWU, RAKYATSULSEL - Kapolres Luwu AKBP Arisandi menghadiri penyerahan secara simbolis uang ganti kerugian atas pengadaan tanah pembangunan Runaway Bandara Lagaligo Bua di ruang rapat kantor Bappelitbangda, Kamis (29/12). Ia mendampingi Bupati Luwu Basmin Mattayang.

Penyerahan dilakukan oleh Bupati Luwu kepada dua orang perwakilan masyarakat dari Desa Pabarassang dan Desa Tanarigella Kecamatan Bua. Kegiatan kemudian dilanjutkan penandatanganan kuitansi pembayaran oleh kedua perwakilan masyarakat tersebut.

Hadir sebagai saksi Kepala Bidang Pertanahan Dinas Perkimtan Pemprov Sulsel, Fakhruddin, Kapolres Luwu, AKBP Arisandi dan Kejari Luwu Andi Usama Harun, Kepala Kantor BPN Luwu, Gunawan Hamid dan para kepala OPD.

Kapolres Luwu AKBP Arisandi menyampaikan rasa optimis akan potensi kemajuan ekonomi Kabupaten Luwu di masa yang akan datang.

"Dengan adanya realisasi pembangunan lanjutan runaway bandara IlagaLigo, bandara ini nantinya akan memberikan kesempatan masuknya pesawat boeing sehingga akan meningkatkan mobilitas orang, mobilitas barang dan mobilitas logistik sehingga akhirnya akan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi pada wilayah di Kabupaten Luwu," ungkap Arisandi.

Terpisah, Bupati Luwu Basmin Mattayang menjelaskan, pembangunan Runaway tersebut bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kemudian, meningkatkan aksessibilitas masyarakat di wilayah Kabupaten Luwu, khususnya bagian Belopa, Bua dan kota Palopo.

Sambug dia, penyerahan uang dari pemerintah kepada masyarakat atas pengadaan tanah pembangunan bandara bua itu adalah merupakan ganti keuntungan, bukan kerugian.

“Kata uang ganti rugi ini telah membudaya, padahal jika kita melihat dari jumlah dana yang diterima oleh masyarakat Pabarassang dan Tanarigella, nominalnya tidak sedikit. Harga dari 1 hektar tanah mencapai Rp1,2 miliar lebih. Jika masyarakat menjual sendiri, atau melakukan transaksi individu, kemungkinan harganya lebih kecil dari nilai tersebut," kata Basmin.

“Jika bandara bua ini berkembang, maka yang akan merasakan dampaknya secara langsung adalah masyarakat Kecamatan Bua, sebab nantinya akan menjadi pusat perputaran ekonomi, pusat transaksi yang berpengaruh terhadap melonjaknya kunjungan wisatawan," tambahnya. (Irwan/Raksul/A)

  • Bagikan