Cuaca Ekstrem, SAR Sulsel Lakukan Evakuasi di Sejumlah Daerah Terdampak

  • Bagikan
Basarnas Sulsel Evakuasi Korban Terdampak Bencana di Wilayah Sulsel

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Cuaca Ekstrem melanda Sulsel beberapa pekan terakhir dengan menimbulkan dampak akbiat bencana alam di beberapa wilayah.

Kepala Basarnas Sulsel, Djunaidi mengatakan pihaknya telah melakukan proses evakuasi terhadap warga yang terdampak cuaca buruk, seperti banjir dan longsor di sejumlah wilayah.

"Selama memasuki musim penghujan ini, kami telah melakukan proses evakuasi di beberapa wilayah seperti Gowa, Makassar, Luwu, Soppeng, Bone, Maros, Barru, dan Selayar," ucap Djunaidi, Senin (9/1).

Djunaidi menyampaikan, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah setempat mengenai evakuasi korban terdampak. Misalnya, Basarnas Sulsel intens komunikasi bersam aparat Pemkot Makassar terkait dampak cuaca ekstrem di Makassar.

Begitupun, sambung Djunaidi pihaknya koordinasi dengan pemerintah di Kabupaten Gowa, Maros (Camba), Luwu serta Bone soal proses evakuasi terhadap korban tanah longsor.

"Kecamatan Camba Kabupaten Maros, kami laksanakan pencari selama tujuh hari terhadap korban tanah longsor yang hilang dan itu sebanyak 5 orang, ditemukan 1 orang meninggal dunia dan 4 orang dinyatakan hilang," bebernya.

Ia melanjutkan, rata-rata korban yang berhasil dievakuasi dari korban tanah longsor dalam status telah meninggal dunia.

"Di Kabupaten Bone terjadi tanah longsor, Di mana korban semua ditemukan. Kemudian, di Kabupaten Gowa semua korban di temukan tapi dalam keadaan meninggal dunia," tukasnya.

Ia menuturkan, untuk proses evakuasi, di Kecamatan Camba tercatat korban paling banyak yaitu sebanyak 6 orang. Pun dengan proses Penanagan banjir di kabupaten Soppeng, ia mengatakan pihaknya telah melakukan penanganan dengan baik.

"Kabupaten soppeng juga banjir tapi kami bersama pemerintah setempat telah melakukan penanganan dengan baik," jelasnya.

Namun, lanjut Djuandi, kendala dalam proses evakuasi korban banjir, masyarakat cenderung tak ingin di evakuasi dikarenakan kekhwatiran terhadap barang yang di hunian masing-masing raib akibat pencurian.

"Proses evakuasi banjir, kendalanya ada masyarakat yang biasanya tidak mau di evakuasi padahal rumahnya sudah terendam. Takut terhadap pencurian.Tapi itu sudah tidak banyak terjadi lagi," jelasnya.

Untuk di kabupaten kepulauan Selayar, sambung Djuandi, sebelumnya pihaknya telah melakukan pencarian terhadap korban dari KM….. selama 10 hari namun korban belum di temukan.

"Tapi Hari ini, sampai tiga hari kedepan, kita tetap melaksanakan pencarian atas perintah pak gubernur dengan memberangkatkan pencarian milik basarnas untuk melaksanakan kegiatan pencarian dan pertolongan," tuturnya. (Abu Hamzah/Raksul/B)

  • Bagikan

Exit mobile version