PAREPARE, RAKSUL – Wali Kota Parepare, Taufan Pawe berhasil mencapai salah satu targetnya yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Target diakhir masa jabatannya angka pengangguran berada di 5,6 persen atau 4.025 orang dari total 71.929 angkatan kerja terbuka.
Kemudian 67.904 orang bekerja laki-laki dan perempuan. Hal ini juga sesuai target yang diberikan Pemkot ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Parepare.
Kabid Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja Disnaker Parepare, La Ode Arwah Rahman menyampaikan laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Parepare terkait angka pengangguran tahun 2022.
Dalam data BPS tersebut, dia menjelaskan bahwa sesuai arahan Wali Kota Parepare agar angka pengangguran turun sampai 5,6 persen.
“Alhamdulillah, angka pengangguran kita turun signifikan lebih dari 1 persen dibandingkan tahun lalu. Ini merupakan penurunan dan capaian yang sangat bagus,” ujar La Ode Arwah, Senin (9/1/2023).
“Hal ini juga merupakan target dari bapak Wali Kota Taufan Pawe diakhir masa jabatannya dimana angka pengangguran berada di 5,6 persen pada tahun 2023,” ungkapnya.
Hasil ini bukti bahwa intervensi pemerintah dalam hal penurunan angka pengangguran berhasil. Bahkan, target yang dipasang tersebut telah tercapai sebelum akhir masa jabatan Wali Kota dua periode itu.
“Ini adalah bukti adanya keberhasilan intervensi kebijakan daerah melalui berbagai program. Sektor rill bergerak artinya banyak tenaga kerja yang mulai bekerja kembali,” ucap La Ode Arwah.
Jika dibandingkan tahun 2021, jumlah angkatan kerja sebanyak, 74.806 orang. Dari itu, ada 5.029 yang tidak bekerja atau 6,72 persen pengangguran terbuka.
Keberhasilan ini merupakan peran dari berbagai pihak dalam kolaborasi bersama menurunkan angka pengganguran. Sektor pendidikan, perdagangan, tenaga kerja dan stakeholder memiliki peran masing-masing.
Tiga langkah kedepan dalam usaha menurunkan angka pengangguran yang lebih masif. Yakni, memberikan fasilitas kepada lulusan SMA, memasarkan tenaga kerja, dan kemitraan dengan perusahaan.
“Bicara pengangguran banyak dimensi, pendidikan, perdagangan semua terlibat. Peran kami memfasilitasi tenaga kerja ke lapangan pekerjaan,” tuturnya.
“Pertama melatih lulusan SMA keterampilan atau skill. Kedua bagaimana memasarkan angkatan kerja ke lapangan pekerjaan, dan membuat kemitraan dengan daerah lain yang punya lapangan kerja yang besar,” tandasnya. (*)