MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kota Makassar mengalami inflasi 2022 year on year (yoy) sebesar 5,81 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 114,19 persen.
Inflasi di Kota Makassar terjadi karena adanya kenaikan harga di sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Di mana, salah satu pemicu inflasi tertinggi yakni kelompok transportasi sebesar 17,42 persen. Meski begitu, untuk komponen pangan mengalami deflasi.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, untuk komponen pangan terjadi minus dibeberapa komiditi. Hal itu menyebabkan deflasi yang artinya harga pangan di Kota Makassar terjaga.
"Kalau soal pangan, malah minus deflasi, biasanya ditempat lain kontrol pangannya yang tidak terkontrol. Justru kita sangat terkontrol pangan," ujar Danny Pomanto, Selasa (10/1/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Makassar, Arlin Ariesta mengatakan, bawang dan cabai merupakan komoditi volatile food yang selalu mengalami fluktuasi.
Di Kota Makassar sendiri, kata Arlin, komoditi cabai dan bawang mengalami deflasi. Meskipun, dibeberapa daerah menjadi komoditi penyumbang inflasi seperti di Bone dan Gowa.
"Jadi secara nasional itu memang dilakukan pemantauan secara rutin dan berkala. Stok aman. Cuma memang dibeberapa daerah ada yang menyumbang inflasi," ujarnya.
Maka dari itu, Dinas Perdagangan Kota Makassar akan selalu melakukan pemantauan di pasar-pasar tradisional baik dari harga hingga ketersediannya.
Bahkan, kata Arlin, untuk penguatannya, pihaknya melakukan komunikasi dengan distributor dan koordinasi dengan daerah penghasil. "Tentu lakukan koordinasi antar daerah pemasok dengan rantai pasoknya,"ucapnya. (sasa/B)