Kasus Pembunuhan Dibawah Umur, DP3A Makassar Minta Waspadai Dampak Penggunaan Gadget

  • Bagikan
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar, Achi Soelaiman.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kasus penculikan sekaligus pembunuhan yang dilakukan oleh dua remaja dibawah umur berinisial AD (14) dan MF (17) terhadap bocah berusia 11 tahun terjadi di Kota Makassar.

Kedua pelaku tersebut melakukan aksinya untuk mengambil organ tubuh korban lalu dijual. Karena tegiur harga mahal yang ditawarkan di situs internet.

Melihat kasus tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, Achi Soelaiman mengatakan, kekerasan dapat terjadi diantara sesama anak dibawah umur.

"Begitu banyak aksi kekerasan hadir yang bahkan anak-anakpun bisa melakukan kekerasan terhadap anak sendiri. Artinya, kenapa orientasi melakukan pembunuhan itu begitu gampang terjadi, apakah karena pengaruh gadget atau pengaruh lainnya," ujarnya, Selasa (10/1).

Achi menyebut hal itu terjadi karena adanya salah satu pengaruh dari gawai atau gadget. Pasalnya, aksi para pelaku terinspirasi dari situs internet yang menawarkan harga mahal pada penjualan organ tubuh manusia.

"Kalau saya lihat mereka ini kan punya gadget masing-masing. Mereka dalam bucket itu, terinspirasi dari pemberitaan yang menjual organ tubuh yang menjanjikan uang banyak, bisa jadi itu menjadi acuan juga buat anak-anak melakukan pembunuhan," terangnya.

Maka dari itu, Achi menyebut perlunya pengawasan dan pola asuh yang positif dari orang tua. Apalagi, pengaruh gadget yang sangat luar biasa dalam mèmberikan informasi yang dapat diakses secara cepat.

"Salah satunya dari gadget dan bentuk pengasuhan orang tua. Bagaimana pun terap berpulang ke orang tua. Parenting, pengasuhan positif di sini," terangnya.

Sehingga, peran dari keluarga atau orang tua dalam mengawasi perilaku anak agar tidak terpengaruhi oleh hal-hal yang dapat diakses melalui gawai.

"Karena memang kita tidak bisa ini, oengaruh gadget itu luar biasa. Anak-anak baca verita dimanapun, bayangkan kalau arus informasinya 24 jam, counternya dari mana, dari keluarga. Kalau bukan dari keluarga itu memang agak susah," tuturnya.

Maka dari itu, DPPPA Kota Makassar terus mendorong pola pengasuhan positif di lingkungan keluarga. Achi mengaku saat ini pihaknya di Unit Pelayanan Terpada (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (P2A) sedang gencar melakukan sosialisasi pengcegahan kekerasan baik fisik maupun psikologi.

"Kalau kita lihat, Pertamanya kan mereka ini mulanya membujuk, lalu tiba-tiba dicekek dari belakang. Terus itu kan model-model film, model-model tontonan. Model-model gadget, model model game," jelasnya.

"Kita lihat sekarang game itu gampang sekali melakukan pembunuhan. Melakukan hal yang tidak pantas. Seperti itu kan sebenarnya sudah masuk pola-pola kekerasan terhadap anak," pungkasnya. (sasa/B)

  • Bagikan