Kasus Penculikan dan Pembunuhan Anak, DP3AKB Sulsel: Literasi Digital Harus Ditingkatkan

  • Bagikan
Dua pelaku pembunuhan anak di Makassar. Foto: ISAK PASA'BUAN/RAKYATSULSEL.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kasus pembunuhan anak yang dilakoni oleh dua remaja di Makassar mesti menjadi pelajaran bagi masyarakat. Pasalnya, motif dari kerjadian miris itu adalah obsesi penjualan organ dengan nilai fantastis.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Sulsel, Meisy Papayungan mengatakan, literasi digital mesti ditingkatkan di masyarakat.

Kata dia, perhatian orang tua mesti menjadi tameng dalam penyaringan informasi. "Untuk pelaku, kan mereka remaja tentu dengan rasa penasaran yang tinggi dan labil serta kematangan diri untuk mengambil keputusan yang menjadikan mereka nekad melakukan tindakan demikian," ungkapnya, Rabu (11/1/2023).

Ia melanjutkan, untuk korban pengawasan juga perlu dilakukan untuk para orang tua, pemberian batasan ketika bermain, dan cara berinteraksi dengan lingkungan sosial mesti di tekankan.

"Pihak kami, tadi melakukan kunjungan ke rumah korban, kondisi keluarga korban memang untuk di wilayah pengasuhan itu kurang ideal, karena orang tua korban itu berpisah, sehingga ia hanya tinggal bersama nenek yang mengurus banyak cucu, sehingga perhatian pasti berkurang akhirnya dia main keluar," terangnya.

"Nah dari sini kita belajar, bagaimana kita membekali anak dengan pengetahuan tentang interaksi sosial, ya tentu melalui peran orang tua dan keluarga," tambahnya.

Ia melanjutkan, orang tua mesti tahu tentang proses tumbuh kembang anak apalagi untuk para remaja yang masih labil dan akan terus bereksplorasi. "Bukan hanya memberi makan dan menyekolahkan, pembimbingan itu yang paling utama," tegasnya.

Meisy Papayungan, melanjutkan akses informasi juga perlu dibatasi pasalnya jika situs-situs terlalu mudah untuk diakses itu juga menjadi dampak buruk, baiknya pihak pemerintah meningkatkan lagi pemblokiran situs-situs tersebut.

"Jika memang itu, betul dari Rusia, itu terlalu maju untuk ukuran usia mereka, dan pembimbingan penggunaan media sosial itu harus selalu menjadi perhatian masyarakat, terutama orang tua," pungkasnya. (abu/B)

  • Bagikan

Exit mobile version