Pelaku Pembunuhan Bocah Sempat Datangi Keluarga Korban dan Tawarkan Bantuan

  • Bagikan
Kakek Dewa, Jamaluddin daeng Tappa. Foto: ISAK PASA'BUAN/RAKYATSULSEL.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kakek Fadli Sadewa alias Dewa (11), bocah korban penculikan dan pembunuhan di Makassar mengaku sempat didatangi oleh salah satu pelaku yakni AF (14). Pelaku datang menawarkan bantuan untuk ikut membantu mencari korban.

Jamaluddin daeng Tappa (57), nama kakek Dewa menceritakan bahwa AF sempat mendatanginya dan meminta brosur pencarian Dewa untuk disebarkan saat keluarga sedang panik mencari Dewa yang tak kunjung kembali ke rumah sejak Minggu (8/1/2023) sore.

"Sempat (AF) datang di depan (rumah korban), dia bilang sini foto-fotonya Dewa saya cari. Dia bilang nanti saya cari padahal inimi pelakunya," sebut Jamaluddin saat ditemui di rumahnya, Rabu (11/1/2023).

Saat AF mendatanginya, keluarga disebut tak menaruh curiga dan memberinya brosur pencarian Dewa untuk disebarkan. Apalagi AF sebelum kejadian dikatakan pernah datang ke rumahnya meminta bantuan karena terlibat suatu masalah.

Selain itu, Jamaluddin juga mengaku tak mencurigai AF sebab di rekaman CCTV yang tersebar hanya ada satu orang datang menggunakan sepeda motor menjemput Dewa.

"Jadi kita tidak curiga, apalagi itu anak pernah datang kesini minta bantuan. Jadi dia seolah-olah bukan yang melakukan (pembunuhan) jadi kita kasi mi (brosur)," ujarnya.

Belakangan, saat polisi melakukan penyelidikan ternyata AF juga ikut terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan berencana ini. AF ternyata ikut dijemput AD (17) usai dari minimarket mengambil Dewa.

Ketiganya kemudian menuju salah satu rumah AD di Jalan Batua Raya 14, Kecamatan Manggala, yang lokasinya tak jauh dari tempat Dewa bekerja sebagai tukang parkir. AD berdalih mengajak AF untuk pergi bersama membersihkan rumahnya, alasan itu juga yang dijadikan untuk merayu Dewa agar ikut bersama. Namun Dewa sendiri dijanjikan akan diberi uang Rp50 ribu.

Setibanya di rumah AD, pelaku kemudian memberikan laptop dan memasangkan headset pada korban untuk bermain game. Saat sedang asyik di depan laptop, pelaku kemudian mencekik korban dan membenturkannya ke tembok hingga meninggal dunia.

Kepada Polisi, AD mengakui membunuh Dewa karena tergiur dengan harga jual organ tubuh manusia yang dia temukan di internet. Harganya sendiri menurut pengakuan AD yakni 80 ribu dollar (USD) atau jika dirupiahkan setara dengan Rp1,2 milliar. "Disitu harganya 80 ribu dollar," ucap AD saat di wawancara di Polrestabes Makassar.

Karena tak paham tentang organ tubuh manusia, termasuk proses jual belinya tidak diketahui kemana sementara Dewa sudah tewas, AD dan MF pun sepakat untuk membungkusnya lalu dibawa ke Waduk Nipa-nipa, di Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros untuk dibuang. (isak/B)

  • Bagikan