Rumah Pembunuh Bocah di Makassar Porak-poranda, Sosok Pelaku Dikenal Sopan

  • Bagikan
Begini kondisi rumah pelaku pembunuhan bocah di Makassar usai diserang massa. Foto: ISAK PASA'BUAN/RAKYATSULSEL.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Penampakan rumah AD (17) salah satu pelaku pembunuhan bocah 11 tahun di Kota Makassar hancur porak-poranda usai diserang dan dirusak massa. Dimana di rumah ini, sebagai tempat Dewa dieksekusi oleh AD dan MF (14).

Pantauan di lokasi pada Rabu sore (11/1/2023), rumah AD yang terletak di Jalan Batua Raya 14, Kecamatan Manggala itu nampak sepi dan tak ada orang. Rumah panggung tersebut hancur dan hanya tersisa tiang dan atapnya saja. Dindingnya tak ada lagi.

Sementara peralatan dalam rumah AD juga hancur, dua TV, mesin cuci, serta sejumlah perabot rumah lainnya ikut dirusak massa. Bahkan beberapa peralatan yang diduga milik AD juga berhamburan seperti, tripod, headset gaming, lampu light yang biasa digunakan saat membuat konten juga berhamburan. Termasuk dus laptop gaming juga terhambur di lokasi.

Salah seorang tetangganya AD yang menolak disebutkan namanya mengenal AD sebagai sosok yang polos dan jarang bersosialisasi. "Jarang dia ngumpul-ngumpul dengan temannya. Masih polos," kata tetangga AD saat ditemui.

Selama bertetangga AD dinilai sangat sopan terhadap orang yang lebih tua darinya. Selama bertemu dengan AD dia mengaku selalu bertegur sapa. Sehingga saat dia mengaku kaget saat mengetahui jika AD merupakan pelaku pembunuhan bocah 11 tahun.

"Saya kaget. Karena, melihat kesehariannya AD yang menurut saya anak yang baik-baik. Tidak ada saya lihat yang aneh-aneh. Memang badannya besar begitu untuk seusianya yang baru 17 tahun. Tapi pikirannya masih anak SD (polos)," sebutnya.

AD disebut merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara. Dia pun kerap tinggal bersama salah satu kakaknya di rumahnya tersebut. Sementara orang tuanya tinggal di tempat usahanya di salah satu ruko di jalan Batua Raya Makassar.

"Orang tuanya biasa di depan menjual. Sama sodara lainnya biasa tinggal disana. Biasa ji juga datang disini tapi jarang-jarang saya liat," pungkasnya.

Diketahui, AD dan MF sama-sama duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). AD duduk di bangku kelas 3 SMA, sedangkan MF duduk dibangku kelas 1 SMA.

Dari pengakuan AD, dia awalnya menculik lalu membunuh Dewa atas motif ingin menjual organ tubuhnya melalui internet yang dia temukan di mesin pencarian bernama Yandex asal Rusia.

AD nekad melakukan hal itu karena tergiur harga jual organ tubuh manusia di mesin pencarian internet yang ditemukan sebesar 80 ribu dollar (USD) atau jika dirupiahkan setara dengan Rp1,2 miliar.

AD mengeksekusi Dewa di rumahnya, dimana AD menyuguhkan laptop kepada Dewa untuk bermain game. Saat itu, korban juga diberikan headset untuk digunakan agar tak mendengarkan apa-apa. Lalu saat Dewa asyik didepan laptop, pelaku kemudian mencekik leher korban juga membenturkan kepala korban ke tembok hingga meninggal dunia.

Karena tak tau jasad Dewa mau diapakan, AD dan MF kemudian membungkusnya lalu dibawanya ke Waduk Nipa-nipa, di Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros untuk dibuang. (isak/B)

  • Bagikan