Unibos Makassar Lahirkan Tiga Guru Besar, Kini Berjumlah 12 Orang

  • Bagikan
Tiga Guru Besar Unibos Dikukuhkan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, kembali melahirkan tiga guru besar di bidang masing-masing. Mereka adalah Prof Hadijah, Prof Haeruddin Saleh dan Prof Muh Yusuf Saleh.

Ketiga guru besar itu menyampaikan pidato ilmiahnya di hadapan pimpinan Rektorat, Fakutas dan pengurus Yayasan di Balai Sidang 45, Kampus Unobos Makassar, Jl. Urip Kamis (12/1).

Prof Hadijah dalam bidang ilmu Perikanan, dengan judul "Biologi, Ekologi, Reproduksi Dan Budidaya Abalon Di Indonesia". Kedua, Prof Haeruddin Saleh dalam bidang ilmu Ekonomi Regional dengan judul "Ketimpangan dan Pembangunan Ekonomi Regional yang Berkelanjutan".

Ketiga, Prof Yusuf Saleh dalam bidang ilmu Manajemen debgan judul "Transformasi Konsep Corporate Social Responsibility (Csr): Strategi Untuk Sukses Bisnis Berkelanjutan".

Pada kesempatan ini. Pidato pertama disampaikan Prof. Dr. Ir. Hj. Hadijah dalam penyampaianya. Dia mengatqkan bahwa tantangan budidaya abalon ke depan adalah menghasilkan produksi abalon yang tinggi
dengan memaksimalkan upaya-upaya pembenihan berkelanjutan.

"Sehingga dihasilkan benih yang siap untuk dibudidayakan baik dengan sistem indoor maupun sistem outdoor di perairan laut," ujarnya.

Menurutnya, Pemanfaatan nutrisi sesuai kebutuhan abalon akan menjamin kontinuitas produksi baik dalam skala riset maupun dalam skala massal. Keberhasilan dalam uji coba budidaya abalon di dalam keramba dasar di laut bisa memperkuat gagasan.

"Tentang pengembangan komoditas andalan yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia," pungkasnya.

Sedangkan, Prof. Dr. Haeruddin Saleh menyebutkan, penelitianya menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan ekonomi regional dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain investasi, pengeluaran pemerintah, pendidikan, transportasi, aglomerasi industri dan budaya (heterogenitas etnik).

Menurutnya, perbedaan dari pertumbuhan ekonomi inilah yang kemudian menciptakan ketimpangan antar daerah atau wilayah, akibat adanya perbedaan potensi sumber daya wilayah, infrastruktur transportasi, pengeluaran pemerintah.

"Ketimpangan Ekonomi Regional dalam hal pendidikan, sumber daya manusia, kepadatan penduduk, investasi, heterogenitas etnik (keberagaman suku), dan sumber daya alam, maka tipe perencanaan dan kebijakan regional tidaklah harus sama diantara berbagai wilayah," jelasnya.

Dikatakan, tipe perencanaan spatial sangatlah penting untuk diterapkan mengingat perencanaan dimensi
regional sangat memperhatikan potensi dan sumberdaya yang dimiliki dan aspek lokasi dari masing-masing wilayah.

Walaupun demikian pendekatan perencanaan spatial dapat dipadukan dalam kerangka pendekatan perencanaan sektoral. Pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan perencanaan sektoral yang selama ini dijalankan belum memberikan dampak yang optimal terhadap pembangunan di daerah.

"Kondisi ini sejalan dari pemikiran Nugruho (2004) yang menyatakan bahwa pendekatan perencanaan regional dititik beratkan pada aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan. Pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam melihat aspek ruang di suatu daerah," tutupnya.

Selanjutnya, Prof. Dr. Muh. Yusuf Saleh mengatakan, implementasi tanggung jawab sosial perusahaan dapat memberikan dampak yang positif terhadap perusahaan.

Dikatakan, peningkatan citra positif
perusahaan (corporate image) melalui kegiatan Corporate Social) Responsibility yang dilaksanakan oleh perusahaan selain menjadi value added bagi perusahaan dimata masyarakat.

"Juga dapat menjadi modal dasar untuk penunjang bisnis dan kegiatan operasional perusahaan jika direncanakan dengan baik dan sistematis," katanya.

Menurutnya, pelaksanaan program CSR tentu saja perlu dirumuskan dalam strategi yang baik dan matang, agar sejalan dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Langkah yang dapat dilakukan dalam merumuskan strategi tanggung jawab sosial perusahaan adalah Memastikan komitmen dimulai dari jenjang teratas yaitu Dewan Komisaris dan Direksi serta memastikan bahwa penerapan tata kelola perusahaan telah terlaksana dengan baik didalam operasi bisnis inti.

CSR harus menjadi bagian dari strategi bisnis guna meningkatkan kemampuan daya saing pada area keunggulan merek, reputasi perusahaan, dan pelestarian lingkungan.

"Perusahaan dan masyarakat menjadi saling bersinergi. Perusahaan tidak dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa dukungan masyarakat," demikian penyampaianya. (Yadi/Raksul/A)

  • Bagikan