"Di sulsel awalnya ditunjuk 8-10 orang. Pemenang dari festival tunas bahasa baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Hanya pemenang dari sini yang diambil. Dan ini pesertanya bukan abal-abal," tukasnya.
Adapun tahapan-tahapannya yang dilalui pada peserta sebelum peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yakni tanggal 14-17 Januari para peserta konsultasi secara daring dengan kurator. Tanggal 18-22 Januari tim dari pusat akan melakukan penyuntingan, pengembangan, pembenahan dan pelindungan bahasa dan sastra badan bahasa.
Lanjut, Yani menerangkan cerita pendek para peserta pelatihan akan dikumpul menjadi antologi cerita pendek berbahasa daerah yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Lalu, dari bahasa Indonesia diterjemahkan lagi ke bahasa asing seperti Arab, Inggris, Mandarin dan Spanyol yang nantinya di pamerkan di Paris, Perancis.
"Harapannya, nanti akan terkumpul dari ujung timur sampai ujung barat indonesia menjadi antologi cerita pendek berbahasa daerah. Akan dipamerkan di paris agar diketahui orang luar bahwa indonesia bukan hanya jakarta, bukan hanya bali, tapi ada juga sulawesi selatan," jelasnya.
Lebih jauh, Yani menjelaskan Indonesia menjadi negara kedua terbanyak di dunia yang memeiliki bahasa daerah terbanyak dengan jumlah 718 bahasa daerah.
Ia menuturkan revitalisasi bahasa daerah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam hal melindungi, melestarikan penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan baik didunia pendidikan maupun di keluarga dan masyarakat agar tidak pudar.
Hal itu, kata dia, telah diatur oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset dan Teknologi (Kemendikbud) dengan meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 17 Revitalisasi Bahasa Daerah.