Keenan Anderson: Sepupu Pendiri Black Lives Matter Meninggal Setelah Ditangkap

  • Bagikan
Penangkapan Keenan Anderson terekam dalam rekaman bodycam

WASHINGTON, RAKYATSULSEL.FAJAR.CO.ID- Seorang sepupu pendiri Black Lives Matter, Patrisse Cullors meninggal beberapa jam setelah dia berulang kali disetrum dan ditahan di jalan oleh polisi Los Angeles.

Keenan Anderson, 31 tahun, seorang guru dan ayah, meninggal di sebuah rumah sakit di Santa Monica.

Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) telah merilis rekaman kamera tubuh dari insiden 3 Januari.

Pada rekaman itu menunjukkan Anderson memohon bantuan saat petugas menahannya.

Pada suatu kesempatan terdengar dia berkata: "Mereka mencoba George Floyd (membunuh) saya!" George Floyd sendiri merujuk pada pembunuhan pria berkulit hitam di Minneapolis, Minnesota, pada Mei 2020 oleh seorang petugas kepolisian.

Penyebab kematian dari Anderson, yang tinggal di kawasan Washington DC dan sedang mengunjungi Los Angeles belum dipastikan secara resmi.

Rekaman itu menambah tekanan pada LAPD, yang melibatkannya dengan pria kulit hitam dan coklat telah mengakibatkan tiga kematian dalam waktu kurang dari seminggu.

Takar Smith, 45 tahun, dan Oscar Sanchez, 35 tahun, keduanya ditembak mati oleh para polisi di awal bulan Januari.

Walikota Los Angeles Karen Bass menebut insiden itu "sangat mengganggu". Departemen kepolisian mengatakan sedang menyelidiki kematian ketiga pria itu.

Polisi yang menyetrum Anderson dipanggil ke tempat kejadian kejadian sekitar pukul 15:00 waktu setempat atas laporan kecelakaan lalu lintas.

Kepala Kepolisian Michel Moore mengatakan saat konferensi pers pada hari Rabu bahwa Anderson telah melakukan kejahatan tabrak lari dalam tabrakan lalu lintas.

Dia mengatakan Anderson telah berusaha melarikan diri dari tempat kejadian dengan mencoba "masuk ke mobil orang lain tanpa izin mereka".

Rekaman menunjukkan Anderson dalam keadaan tertekan ketika polisi tiba, mengatakan kepada petugas pertama "seseorang mencoba membunuh saya", meskipun tidak ada ancaman yang terlihat di kamera.

Awalnya, Anderson duduk seperti yang diperintahkan tetapi ketika lebih banyak polisi yang datang, dia bangkit dan berlari ke jalan sembari mengabaikan permintaan agar dia berhenti.

Ketika polisi menangkap Anderson dan berusaha menaahannya, dia menurut kemudian menentang lalu ketakutan berteriak "tolong" dan "tolong" dan "mereka mencoba George Floyd (membunuh) saya!"

Senjata setrum awalnya digunakan pada Anderson selama sekitar 30 detik setelah seorang petugas memperingatkannya beberapa kali untuk "berhenti [menolak penangkapan] atau saya akan menyetrum anda". Petugas lain menahannya. Dia disetrum lagi selama sekitar lima detik.

Ambulans tiba sekitar lima menit setelah dia di setrum, kata polisi dan membawa Anderson ke rumah sakit setempat. Menurut polisi dia meninggal sekitar empat setengah jam kemudian setelah mengalami serangan jantung.

Laporan toksikologi yang dibuat oleh LAPD menunjukkan bahwa darah Anderson positif mengandung ganja dan kokain. Kantor koroner Los Angeles Country akan melakukan laporan terpisah.

Kematian Anderson telah memicu seruan baru dari para aktivis untuk menuntut polisi, beberapa diantaranya percaya bahwa polisi yang membawa senjata tidak boleh dikerahkan untuk kecelakaan lalu lintas.

Patrisse Cullors, salah satu pendiri Black Lives Matter dan sepupu Anderson, mengatakan kepada Guardian: "Sepupu saya meminta bantuan, dan dua tidak mendapatkannya.

"Sepupu saya takut akan hidupnya. Dia menghabiskan 10 tahun terakhir menyaksikan gerakan yang menentang pembunuhan orang kulit hitam.

"Dia tahu apa yang dipertaruhkan dan berusaha melindungi dirinya sendiri. Tidak ada yang bersedia melindunginya."

Cullors dan lainnya menyerukan agar kepala kepolisian LAPD mengundurkan diri.

Moore mengatakan dia telah mempercepat perilisan rekaman video Anderson karena kepentingan publik. Dia mengatakan biasanya membutuhkan waktu 45 hari. (BBC/*)

Referensi:

https://www.bbc.com/news/world-us-canada-64252337

  • Bagikan

Exit mobile version