MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar rapat membahas rencana digitalisasi dan integrasi moda transportasi. Rapat perencanaan digelar di ruang rapat pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (17/1/2023). Rapat tersebut dihadiri oleh Dishub dari masing masing kabupaten dan kota se-Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel, Muhammad Arafah menyampaikan, rapat tersebut untuk membahas digitalisasi dan integrasi moda yang saat ini mulai digarap.
"Nanti akan menghubungkan secara digital pusat-pusat layanan transportasi seperti kereta api, bandara, kemudian di bus ada BTS kita. Kemudian ada pusat pariwisata di daerah yang perlu dimaksimalkan," ulas Arafah.
Ia memaparkan, layanan transportasi yang terdigitalisasi dan terintegrasi ini merujuk pada metode pembayaran. Sekali bayar, bisa mencakup dua hingga tiga moda transportasi sekaligus.
"Misalnya ada yang dari Gowa mau ke bandara. Satu kali dibuka aplikasi, biaya dari rumahnya ke kendaraan bus itu menuju bandara, tinggal tunggu tiket karena waktu perjalanan sudah bisa dihitung," tambahnya.
Ia menuturkan, rencana integrasi moda ini sebenarnya akan digarap untuk seluruh kabupaten/kota di Sulsel. Namun, prioritasnya untuk daerah Maminasata.
"Kemudian plus Pangkep-Barru, kemudian daerah wisata seperti Toraja dan Bira (Bulukumba)," imbuhnya.
Dalam perjalanannya, pelibatan swasta dan BUMD tidak terelakkan. Itu dalam upaya melibatkan juga angkutan umum pete-pete.
Nantinya, pihak konsorsium dan BUMD yang bekerja sama akan memetakan pete-pete mana yang masih layak dan perlu peremajaan. Dengan catatan, supirnya akan dipekerjakan. "Nanti akan melalui manajemen seperti di Jakarta, Jeklindo atau BUMD kita," katanya.
Terlebih dahulu, Dishub akan mendorong adanya regulasi mengenai integrasi layanan moda transportasi ini melalui Perda dan Pergub. Setelahnya, sarana transportasi seperti kereta api dan bus terus ditingkatkan dari segi jumlah dan kualitas.
"Ini baru awal, tapi dalam pelaksanaannya nanti bisa saja secara bertahap. Tahun ini harus berjalan, ini sudah mulai start. Bulan tiga targetnya," tandasnya.
Pakar Transportasi UMI, Prof Lambang Basri mengutarakan, peluang penerapan integrasi moda ini ada di Sulsel. Hanya saja jika ingin peluangnya besar, rancangan dari setiap wilayah harus istilahnya 'greget'.
"Jadi dia akseleratif, sistematik, itu satu. Yang kedua respons dari masyarakat juga supaya bagaimana memajukan pola mobilitas masyarakat itu," ujarnya.
Kata dia , Sulsel menjadi salah satu daerah yang cukup tertinggal dari segi kemajuan layanan moda perkotaan terintegrasi.
"Unsur fisiknya, jaringan trayeknya harus terintegrasi dengan bagus. Modanya jenis dan jumlahnya harus tersedia masing-masing trayek. Kemudian bagaimana sinkronisasi antar trayek," paparnya.
Dari sisi manajemen juga perlu diperjelas, mulai dari kewenagan kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat. Berkolaborasi dengan pengelola angkutan dan masyarakat sebagai pengguna, itu semua harus menjadi stakeholder yang siap menjalankan sebuah sistem.
"Walaupun grafik angkutan pribadi selalu lebih besar, tetapi kota yang baik adalah kota yang mengedepankan peran angkutan umum untuk melayani mobilitas masyarakat," pungkasnya. (abu/A)