JAKARTA, RAKYATSULSEL - Hingar bingar berita para pendaftar posisi Ketum, Waketum dan Exco PSSI, dianggap melupakan Peristiwa Kanjuruhan yang menewaskan 134 orang.
Para calon Ketum, Waketum dan Exco seperti lupa, bahwa terjadinya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI itu, merupakan dampak dari tragedi memilukan tersebut.
Tokoh Pemuda dan Cendekiawan Muslim Andi Yuslim Patawari, mengingatkan kepada para calon-calon tersebut, untuk berbicara tentang tragedi itu.
“Jangan lupakan apa dasar terjadinya KLB itu. Harusnya para calon Ketum, Waketum dan Exco itu statementnya soal itu. Gimana supaya tidak terjadi lagi tragedi seperti di Kanjuruhan itu,” ujar Andi Yuslim, Minggu (22/01/2023).
Menurut AYP (Andi Yuslim Patawari), situasi pendaftaran para calon Ketum itu memang menyita perhatian masyarakat, mengingat adanya nama-nama besar yang mendaftar, artis-artis terkenal serta Putra Presiden Jokowi.
Namun AYP sangat menyayangkan, euforia yang disertai harapan berubahnya Sepakbola Nasional itu, tidak disertai dengan rasa simpati terhadap korban-korban Tragedi Kanjuruhan.
“Saya menyaksikannya melalui media-media, tidak ada pernyataan simpati, dukacita kepada korban-korban. Pak La Nyalla, Pak Erick dan lain-lain itu, apakah mereka lupa? Itu Kanjuruhan korbannya ratusan orang, jadi perhatian dunia. Dan mohon maaf, kehadiran artis-artis papan atas, serta Mas Kaesang antar Pak Erick itu, seperti menunjukan glamornya Sepakbola Nasional ke depan, tapi tolong ingat juga bahwa sepakbola kita itu dikenal karena makan korban nyawa sampai 134 orang,” lugas AYP.
Cendekiawan ICMI itu menyarankan kepada para Calon Ketum, Waketum dan EXCO PSSI itu, untuk mengekspose program-program mereka secara terbuka di media. Sehingga masyarakat juga bisa menilai, tidak hanya kepada pemilik suara.
“Kita berharap sepakbola kita ini ke depan, benar-benar bisa berjalan dengan baik. Jangan lagi ada pemberhentian kompetisi di tengah jalan, karena alasan yang tidak jelas. Para Caketum itu, eksposelah program-program mereka. Sekarang kita hanya bisa menduga-duga akan kemana arahnya ini, seperti Pak Erick bicara ‘bersihkan sepakbola’, bersihkan dari apa dan seperti apa? Saya malah melihat Pak Erick itu bisa membawa sepakbola menjadi industri, kemampuannya ada untuk itu, tapi kok bicara bersihkan? Arahnya kemana?,” sambungnya.
Sebagai penutup, AYP kembali mengingatkan soal Tragedi Kanjuruhan yang menjadi dasar terjadi KLB PSSI. Dia berharap pelaksanaan KLB nantinya, jangan terlalu ke depankan euforia, karena ada keluarga korban yang masih terluka.
“Karena ada indikasi KLB nanti akan wah dan glamour. Semoga ini hanya kekuatiran saya saja, saya hanya terpikir para keluarga korban. Jangan lupakan mereka,” pungkasnya. (*)