Proyek IPAL Rusak Jalan, Danny Komplain Kementerian PUPR

  • Bagikan
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto.Foto: SHASA ANASTASYA/RAKYATSULSEL.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengerjaan proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) disejumlah ruas jalan di Kota Makassar mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Pasalnya, pengerjaan proyek tersebut membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan hingga jalan yang berlubang.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto telah melakukan komplain terbuka kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "Kami juga keluhkan. Saya sudah sampaikan komplen terbuka," ujarnya, Rabu (25/1/2023).

Danny sapaan akrabnya mengaku malu dengan kondisi jalan yang berlubang tersebut. Sabab, Pemerintah Kota Makassar memiliki beberapa agenda nasional dan internasional yang notabene akan mendatangkan tamu dari luar.

"Saya juga banyak agenda nasional dan internasional. Kita malu kalau punya jalan lubang begitu. Seperti saja di daerah itu. Seperti daerah di pelosok yang jalannya jelek," terangnya.

Maka dari itu, Danny berharap kementerian dapat bertanggung jawab penuh atas pengerjaan proyek IPAL ini dengan mengembalikan jalan yang berlubang tersebut dalam keadaan bagus sebelum dikerjakan.

"Jadi saya harap, balai ini harus betul-betul punya tanggung jawab dan konsen mengembalikan jalan Makassar seperti semula. Dulu waktu sebelum digali itu, jalan Makassar mulus semua," ucapnya.

Sehingga, Ia mengatakan apa yang disampaikannya dapat perhatian dan menjadi catatan oleh Kementerian. Sebelum dirinya, kata Danny, melayangkan surat secara resmi ke Kementerian PUPR.

"Kerusakan dia harus bertanggung jawab. Harus bertanggung jawab karena kepentingan banyak orang," tegasnya.

Ia juga meminta untuk segera diaudit pengerjaan IPAL karena meninggalkan pekerjaan yang tidak selesai.

"Saya kira perlu diaudit. Kalau perlu diaudit sama APH. Karena membahayakan itu, bayangkan lubang-lubang itu, banyak gelombang," kata Danny.

Ia pun mengungkapkan rasa kekecewaannya atas pengerjaan IPAL yang dilakukan pada siang hari. Di mana waktu tersebut, menurutnya, merupakan kondisi masyarakat sedang menjalankan aktivitas sehingga menimbulkan kemacetan.

"Yang saya agak sedikit kecewa, mestinya kalau ada obstacle di jalan itu kerjalah malam hari. Malam hari dia kerja, siang hari dia kerja. Mestinya kan malam hari," pungkasnya. (sasa/B)

  • Bagikan