MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Makam Virendy Marjefy Wehantouw (19), mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang meninggal saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) 09 Unhas di Kabupaten Maros kembali dibongkar.
Pembongkaran kubur Virendy dilakukan untuk kepentingan penyidikan dimana ingin mengetahui penyebab kematian mahasiswa jurusan arsitek tersebut saat Diksar. Pembongkaran dilakukan di TPU Pannara, Jalan Antang Raya, Makassar, Kamis (26/1).
Pantauan di lokasi, ekshumasi atau pengeluaran jenazah dari dalam makam dilakukan sejak siang sekitar pukul 11.00 Wita dan hingga saat ini pukul 02.30 Wita proses otopsi masih berlangsung. Sejumlah aparat kepolisian dari Polres Maros pun berjaga di sekitaran makam yang dibongkar.
Selain polisi yang ditugaskan berjaga, petugas forensik juga terlihat keluar masuk dari dalam tenda yang diberi dinding kain, atau tempat di makam Virendy. Di lokasi juga terlihat ayah almarhum Virendy, James bersama dengan sejumlah keluarga lainnya.
Di lokasi juga, tepatnya di sekeliling makam Virendy, petugas memasang garis pembatas agar tidak ada warga yang menerobos masuk ke dalam area makam dan menganggu proses otopsi.
"Ini kami lakukan untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Mencari kebenaran dan keadilan," kata ayah Virendy.
Mahasiswa Unhas Makassar angkatan 2021 jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Unhas Makassar itu tewas saat mengikuti Diksar Mapala 09 di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Jumat (13/1) lalu.
Ketua Mapala 09 Unhas Makassar, Ibrahim menjelaskan, korban pada Jumat (13/1/2023) sekitar Pukul 18.23 Wita sempat tidak enak badan.
"Magrib, korban tidak enak badan tapi tetap jalan. Sekitar jam 11 malam ia sudah tidak sadarkan diri," ujar Ibrahim sebelumnya. (Isak Pasabuan/Raksul/B)