Kans Besar Wajah Baru

  • Bagikan
Rudianto Lallo dan Ahmad Susanto

Selain itu, dia menambahkan, tentu dengan aksi-aksi nyata. Artinya melakukan sosialisasi memperkenalkan diri dalam berbagai bentuk kegiatan yang memang mempunyai tujuan yang memberikan solusi.

Misalnya masalah Makassar ini kemacetan, persampahan keamanan itu harus selalu diekspose di ruang Publik. Mengatasi masalah seperti ini dan harus memiliki tagline yang bisa membumi.

"Seperti pak Danny memiliki tagline Anak Lorong ta' itukan sangat membumi di hari pemilih masyarakat. Karena sebagian besar masyarakat ini tinggal di lorong-lorong dan beliau sangat konsisten tidak jauh dari lorong tersebut, sampai mempunyai program lorong," pungkasnya.

Sedangkan, pengamat Politik Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah menganalisis, dalam pilkada para bakal kandidat biasanya dibagi menjadi dua kategori.

"Yang pertama, adalah incumbet atau para pemain lama baik yang telah menjabat ataupun tidak, dan yang kedua adalah New-Comer atau pendatang baru," tuturnya.

Menurutnya, para new-comer di pilwali Kota Makassar mendatang seperti Rudianto Lallo, Ahmad Susanto ataupun dr. Udin, punya peluang dan tantangannya sendiri.

Salah satu peluang dari para new-comer adalah mereka bisa menjadi simpul artikulasi ekspektasi publik, hal ini dikarenakan kejenuhan publik terhadap para pemain lama.

Apalagi jika para "pemain lama", punya rekam jejak politik yang agak kurang bagus jelang pilwali 2024, atau kurang mampu meremajakan pola komunikasi politik mereka.

"Di titik inilah para new comer bisa menarik atensi publik selama mereka bisa mengemas pesan politik mereka secara menarik dan menawarkan solusi bagi beberapa persoalan publik di Kota Makassar," jelasnya.

Dia menyebutkan, namun bagaimana pun tantangan new comer juga tidak sedikit. Secara psikologis, publik kita lebih cenderung memilih bakal kandidat yang nampak punya kekuatan besar dalam "bertarung" di pilwali.

  • Bagikan