Hati-hati Pilih Parpol

  • Bagikan
(Dokumen RakyatSulsel)

Terbaru, anggota DPRD Kabupaten Gowa dari Partai Amanat Nasional (PAN), Diana Susanti Tunru diberhentikan oleh partai berlambang matahari terbit ini karena dekat dengan salah satu bakal calon bupati Gowa, Darmawangsyah Muin dari partai Gerindra.

Di mana Ketua PAN Gowa Husniah Talenrang dan Darmawangsyah Muin dirumorkan masing - masing memiliki keinginan untuk bertarung di Pilkada Gowa 2024 nanti.

Pengamat Politik dari Universitas Bosowa, Arif Wicaksono menilai, dengan fenomena ini sepatutnya para pendatang baru di Pemilihan Legislatif (Pileg) lebih detail memilih partai yang ingin dijadikan sebagai kendaraan politik.

"Menurut saya kalau seseorang itu adalah caleg yang berproses dengan benar dari awal dalam sebuah partai politik, saya pikir tidak perlu juga terlalu berpikir negatif kepada partainya. Partai politik butuh caleg untuk mendapatkan suara atau kursi, dan caleg butuh parpol untuk kendaraan politiknya, " kata Arif Wicaksono.

Dirinya menyarankan, pendatang baru perlu melihat profil Pimpinan Partai yang ingin dijadikan kendaraan. Kendati, dapat berpengaruh ketika sudah duduk di parlemen.

"Tapi lain halnya dengan figur Ketua Partai Politik yang profilnya otoriter, tidak demokratis. Biasanya jika tahu ada caleg yang dianggap berbahaya jika duduk di parlemen, caleg tersebut cenderung terancam hingga bisa saja dipecat, " ujarnya.

Maka untuk menghindari hal tersebut, kata Arif, pendatang baru yang maju di Pemilihan Legislatif agar menyesuaikan diri terhadap partai politik, baik visi - misi hingga platform gerakan.

"Tapi, hubungan antara caleg dan parpol tidak juga seperti hubungan jual-beli antara pedagang dan pembeli. Istilah kader semestinya hanya bisa digunakan oleh anggota partai yang mengikuti proses pengkaderan dari awal masuk, tidak seperti sekarang ini, yang baru dapat KTA sudah bangga mengaku kader asli," jelasnya. (Fahrullah/B)

  • Bagikan