MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mendesak PT Vale Indonesia untuk menghentikan kegiatan tambang nikel di Dusun Kuari, Desa Asuli, Kecamatan Towut, Luwu Timur.
Menurut Direktur Eksekutif WALHI Sulsel, Muhammad Al Amin, PT Vale Indonesia sampai saat ini belum menyelesaikan kewajibannya untuk memulihkan perekonomian masyarakat Asuli dan petani lainnya yang menjadi korban penggusuran lahan dan kebun merica sesuai dengan informasi yang diterimanya dari masyarakat Desa Asuli yang melakukan aksi protes terhadap PT Vale Indonesia.
"Kesulitan hidup yang saat ini dialami oleh warga Asuli dan petani merica lainnya sudah lama mereka keluhkan. Menurut warga, sejak PT Vale Indonesia memperlebar aktivitas tambang nikel mereka ke Ferrari Hiels, Desa Asuli, Sumber ekonomi petani menghilang dan pendapatan mereka juga hilang. Sementara, PT Vale pernah berjanji akan memberi masyarakat aktivitas ekonomi sementara sambil memulihkan ekonomi dan penghidupan mereka. Namun sampai sekarang tidak ada yang direalisasi," ujar Amin, Senin (6/2/2023).
Amin menjelaskan, ada empat dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan PT Vale Indonesia atas aktivitas tambang nikel di Desa Asuli, tepatnya di area Ferrari Hiels. Pertama, hilangnya mata pencaharian dan sumber penghidupan petani di Desa Asuli dan desa-desa lainnya.
Dimana dari catatan Walhi sendiri ada ratusan kepala keluarga petani yang belum dipulihkan haknya oleh PT Vale Indonesia. Sementara, aktivitas tambang nikel telah merusak bahkan menghilangkan lahan tempat mereka menggantungkan hidupnya.
Kedua, dampak longsor. Amin mengatakan bahwa kegiatan tambang nikel PT Vale Indonesia di tahun 2022 telah mengakibatkan longsor sehingga aktivitas masyarakat menjadi terganggu. Walaupun saat ini material longsor telah dipindahkan, namun PT Vale dinilai tidak dapat membantah bahwa kegiatan tambang nikel meraka di area Ferrari Hiels telah mengakibatkan longsor.
"WALHI Sulsel mempunyai dokumentasi longsor yang terjadi di tahun 2022. Artinya PT Vale tidak menjalankan metode pertambangan yang buruk, dan melakukan aktivitas tambang nikel di daerah rawan bencana," sebutnya.
Ketiga dampak pencemaran lingkungan. Walhi menilai secara langsung sumber air baku masyarakat tercemar lumpur yang disebabkan oleh aktivitas tambang nikel PT Vale Indonesia. Begitu juga denhan pencemaran udara dari debu tambang nikel.
"Karena kurangnya tanggungjawab PT Vale terhadap masyarakat dan lingkungan hidup, maka saya harus membuka fakta bahwa sesungguhnya aktivitas tambang nikel atau operasi bisnis PT Vale Indonesia telah secara nyata melanggar kebijakan internal perusahaan dan kebijakan perlindungan internasional. Perusahaan milik perusahaan Kanada dan Jepang ini telah mencemari sumber air masyarakat, sehingga masyarakat harus menggunakan dan mengkonsumsi air yang tercemar setiap hari," jelas Amin.
Amin pun menegaskan bahwa dari tiga dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh tambang nikel PT Vale Indonesia, maka menurut Al Amin, kegiatan tambang nikel di Ferrari Hiels sudah harus dihentikan dan ditutup. hal tersebut untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak di Desa Asuli.
"Semua yang terkait dengan PT Vale Indonesia harus bertanggungjawab atas dampak-dampak tersebut. Mulai dari Vale Canada Limited, Summitomo Metal Mining Co.Ltd, lembaga-lembaga keuangan baik nasional dan internasional, hingga CEO PT Vale Indonesia. Namun yang lebih penting, untuk menyelamatkan masyarakat khususnya perempuan dan anak-anak di Desa Asuli, operasi bisnis tambang nikel di Ferrari Hiels harus dihentikan," kuncinya. (isak/B)