Mitos Munculnya Dua Buaya Sungai Walanae di Bone, Masyarakat Sebut Pertanda Banjir Besar

  • Bagikan
Ilustrasi Buaya Sungai

"Ini sudah menjadi tradisi masyarakat disini. Dianjurkan membuang telur, karena jika tidak, warga menyakini, orang tersebut bisa terkena musibah,” ujar Uttang.

Uttang juga mengakui keangkeran sungai Walannae. Sungai yang kadang menjadi sahabat, dan tak jarang murka dan menelan korban. 

“Tidak boleh takabur, kalau melintas di Sungai ini,” pungkasnya.

Warga lainnya, Nurlis yang merupakan warga Desa Kampoti, Kecamatan Cenrana, mengakui keangkeran dari pertemuan tiga arus sungai itu. Bahkan Nurlis mengaku banyak korban yang ditemukan mengapung tak jauh dari pertemuan tiga arus sungai itu.

“Kalau ada korban tenggelam biasanya mengapung tak jauh dari pertemuan tiga arus sungai itu,” ujarnya.

Warga di sana menyakini Sungai Walannae dan Sungai Cenranae, terdapat kerajaan sungai yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tak heran masyarakat sering memberikan penghormatan kepada mereka dengan melakukan ritual-ritual tertentu apabila akan melakukan suatu hajatan.

Sungai Walannae juga menyimpan sejuta misteri. Termasuk penunggu dari sungai ini yang masyarakat menyebutnya sebagai Taurisalo.

Taurisalo adalah nama lain untuk menyebut buaya, Tao artinya orang, salo berarti sungai. Sehingga Taurisalo adalah orang sungai yang merujuk pada buaya. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version