MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Baru lima hari dibuka, peminat untuk menjadi komisoner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan langsung membeludak. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sudah mencapai 686 orang.
Di satu sisi, peminat untuk menjadi komisioner Bawaslu Sulsel terbilang minim. Pada saat yang sama penerimaan komisioner sepi peminat. Hingga kemarin baru tercatat 22 orang mendaftar, sejak dibuka pendaftaran dua lembaga itu pada tanggal 10 Februari lalu.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Muhammad Iqbal Latif lebih menekankan pada integritas baik timseleksi maupun calon anggota KPU. Menurut dia, sikap integritas itu sangat penting dipegang teguh.
"Selain transparansi, tentu integritas juga paling penting. Publik percaya bahwa seleksi ini tak ada kepentingan, apalagi titipan. Makanya pada rekrutmen ini panitia seleksi aka diuji mengenai sikap fair atau adil bagi semua peserta," ujar Muhammad Iqbal Latif, Rabu (15/2).
Mantan Ketua KPU Sulsel ini mengatakan dalam setiap seleksi harus sesuai kriteria secara formal. Menurut dia, jangan sampai tim seleksi merekrut orang-orang yang tidak paham mengenai kepemiluan.
"Setidaknya rekam jejak. Jangan sampai orang bermasalah hukum diakomodasi. Berikutnya pertimbangkan kemampuan seorang untuk mengelola konflik dan menempuh tepat. Kemampuan berjejaring dan kemampuan membangun sinergitas," tukasnya.
Sedangkan, Ketua KPU Sulsel Faisal Amir mengatakan diakhir tugas sebagai KPU berupaya semaksimal mungkin untuk jalanya tahapan sekarang segera diselsaikan.
Menurutnya, tahapan saat ini menjadi tanggujawab komisioner sekarang. Oleh sebab itu kata dia, dilaksanakan dengan baik bersama KPU Kabupaten/kota.
"Bagi kami tak ada rumit. Semua kami kerja dengan kolaborasi, tuga kamo bagaimana meastikan jalanya tahapan DPD, Coklit, TPS, data pemilih, anggaran harus selsai tahun ini," kata Faisal Amir.
Ia mengatakan, perihal anggaran Pilkada serentak dan Pilgub adalah penting. Apalagi pemilu dan pilkada beririsan sehingga tak boleh dikesampingkan satu sama lain.