MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kebakaran di Kabupaten Maros, tepatnya di Jalan Poros Maros-Makassar, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai menghanguskan dua gedung. Selain gedung gudang plastik, kebakaran tersebut juga menghanguskan gedung Sarang Walet.
Lurah Bontoa, Ilham Halimsyah saat dikonfirmasi menjelaskan, dua gedung tersebut milik salah seorang warga bernama Fahira Arsyad. Gedung sarang burung walet dan gedung gudang plastik saling berdempetan.
"Dua bangunan terbakar, bersambungan itu gedung burung walet dan grosir (gudang plastik AL-Fathir). Pemilik satu orang, ibu Fahira. Jadi bersambung hanya tembok pembatasnya," kata Ilham saat dikonfirmasi.
Adapun dugaan awal kerugian yang dialami korban atas kebakaran tersebut ditaksir mencapai Rp10 miliar. Namun kata Ilham itu baru dugaan awal yang disampaikan oleh pihak kepolisian.
"Memang ada yang menyebut Rp40 miliar tapi itu infonya tidak tau dari mana, beredar saja. Tapi Kepolisian menyebut ada sekitar Rp10 miliar (kerugian)," sebutnya.
Saat ditanyai terkait penyebab kebakaran disebut Ilham sampai saat ini belum diketahui dan pihak kepolisian juga masih melakukan penyelidikan. Namun menurut keterangan saksi di lokasi api diduga berasal dari gedung sarang burung walet.
"Dugaan awal kebakaran belum ada. Tapi berdasarkan info dari kepolisian dugaan awal api berasal dari sarang burung walet, berdasarkan keterangan saksi. Polisi masih melakukan penyelidikan," ujarnya.
Selain kebakaran yang menghanguskan dua gedung tersebut, dalam insiden ini juga disampaikan bahwa ada sekitar 14 rumah warga yang terdampak. Dari 14 rumah tersebut terdapat sekitar 35 orang harus dievakuasi ke masjid terdekat yang dinilai lebih aman.
Beruntung, 14 rumah itu disebut tak ada yang terbakar. Hanya ada salah satu rumah warga yang temboknya berdempetan dengan gedung mengalami kerusakan. Namun kata Ilham tak begitu parah.
"Ada sekitar 14 rumah terdampak. Terus warga sekitar 30 sampai 35 orang untuk sementara diungsikan ke masjid. Ada juga beberapa warga tinggal di rumah tetangganya. Hanya satu rumah yang terdampak sekali karena berdekatan dengan temboknya tapi nda apa-apaji, di dapurnya ada sedikit tapi nda ji," ucap Ilham.
Dalam insiden kebakaran hebat ini pihak Pemadam Kebakaran (Damkar) gabungan dari tim Damkar Kabupaten Maros, tim Damkar Pangkep, tim Damkar Kota Makassar dan juga Damkar TNI Angkatan Udara (AU) membutuhkan waktu 20 jam lebih untuk memadamkan api.
Proses pemadaman api sendiri dimulai sejak kemarin siang, Minggu (19/2/2023) sekitar pukul 14.30 Wita dan baru bisa dikendalikan oleh tim Damkar gabungan pada Senin pagi (20/2/2023), sekitar pukul 10.30 Wita.
"Tadi pukul 10.30 Wita kami sudah berhasil memadamkan titik-titik api di lokasi, dan sampai saat itu tim Damkar gabungan masih melakukan proses pendinginan," kata Kepala Dinas (Kadis) Damkar dan Satpol PP Kabupaten Maros, H. Jufri.
Personil gabungan yang diturunkan untuk memadamkan api kata Jufri jumlahnya kurang lebih 300-an. Sementara untuk armada mobil pemadam kebakaran dari beberapa instansi jumlahnya 38 unit.
"Banyak armada (mobil Damkar) yang terlibat, dari Maros 11 unit tambah Makassar 14 unit, Angkatan Udara 4 unit, Angkasa Pura 1 unit, Pangkep 2 unit dan Bosowa 1 unit, ini semua diturunkan," pungkasnya. (isak/A)