ENREKANG, RAKYATSULSEL - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang menggelar Launching dan Diskusi Buku Jejak Arsitektur Rumah Duri. Acara ini berlangsung di Lantai 2 Perpustakaan Daerah, sebagai rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Emrekang ke-63.
Buku ini ditulis oleh putra daerah Massenrempulu, Zulkarnain AS, yang kini menjadi Ketua Jurusan Teknik Arsitektur FST UIN Alauddin Makassar.
Launching dan diskusi dihadiri Bupati Enrekang Muslimin Bando, Ketua TP-PKK Enrekang Johra MB, Guru Besar Antropologi UNHAS Prof Munsi Lampe, Kadis Perpustakaan Darmawaty Anto, sejumlah kepala OPD, camat, kades, komunitas literasi, komunitas adat, akademisi dan mahasiswa.
Bupati Enrekang, Muslimin Bando (MB) mengapresiasi diluncurkannya buku ini sebagai satu tahapan diakuinya suku Massenrempulu secara formal dan sosial.
Pendalaman terhadap arsitektur Rumah Duri sebagai sub-etnis Massenrempulu memberi kontribusi besar pada upaya ini.
MB mengajak semuanya jangan ragu memperkenalkan diri sebagai suku Maspul. Termasuk pendataan identitas, harus secara jelas mencantumkan asal suku Massenrempulu.
"Di bidang pendidikan juga, pelajarannya harus sarat dengan muatan lokal Massenrempulu. Buku ini bisa jadi referensi di kalangan SD, SMP dan SMA sederajat," ujar MB.
Yang juga penting, branding warna ungu sebagai ciri khas suku Massenrempulu. Juga telah diperkenalkan busana tradisional, seni tari, musik dan lainnya.
Paundanan Embong Bulan, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Enrekang mengaku bangga dengan hadirnya buku ini. Ia berharap bisa dibaca secara luas utamanya oleh generasi muda.
"Generasi muda kita makin jauh dengan budaya Massenrempulu. Bahkan ada yang malu berbahasa daerah. Maka buku ini harus diapresiasi. Etnis kita harus diangkat secara riil," tegasnya. (Fadli/A)