Dua Istrinya Rebutan Status Ibu Bhayangkari, Sang Suami Ternyata Polisi Gadungan

  • Bagikan
Istri sah Haerul (30), pria yang ditangkap polisi beberapa waktu lalu karena mengaku-ngaku sebagai anggota polisi.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Seorang wanita yang mengaku istri sah Haerul (30), pria yang ditangkap polisi beberapa waktu lalu karena mengaku-ngaku sebagai anggota polisi buka suara terkait kasus ini ke publik.

Wanita tersebut berinisial MA (36). Dia menapik terkait informasi yang beredar bahwa dirinyalah yang ke Polda Sulsel untuk melaporkan suaminya. MA menyebut, kedatangan di Polda Sulsel hanya ingin mengetahui apakah suaminya bekerja di sana atau tidak.

Hal itu dilakukan MA mengingat suaminya yakni Haerul mempunyai istri kedua yang kabarnya akan dijadikan sebagai ibu Bhayangkari.

"Ini (Haerul) ada istri keduanya, dia ingin jadikan ibu Bhayangkari. Jadi saya turun di Polda duluan, sebelum dia disahkan. Hanya soal Bhayangkari," kata MA saat diwawancara wartawan, Minggu (26/2/2023).

Menurut MA, status Ibu Bhayangkari atau anggota dari organisasi istri anggota Polri itu hanya layak untuk dirinya saja, daripada istri kedua Haerul yang tinggal di Kabupaten Bone. Termasuk, kedatangannya di Polda Sulsel juga disebut untuk menanyakan gaji Haerul.

"Awalnya saya cuma pergi cari tahu, suami saya di Polda terkait gajinya. Ini suamiku memang kerja di sini, saya mau tahu gajinya berapa, begitu. Terus dia bilang, tunggu dulu saya periksa. Setelah dia periksa, tidak ada namanya (di daftar anggota Polri)," terangnya.

Setelah mendapatkan jawaban itu di Polda Sulsel, MA mengaku diarahkan ke Mako Brimob KS Tubun, mengingat selama ini Haerul mengaku-ngaku sebagai anggota Brimob. Namun pada saat MA tiba, jawaban dari pihak Mako Brimob KS Tubun sama, bahwa nama Haerul juga tak ada.

"Setelah saya ke sana, saya tanyakan juga di pos, kita kenal ini (Haerul), katanya di sini suamiku kerja? Setelah diperiksa semua termasuk KTA, dia bilang kayaknya tidak ada di sini ibu," ucap MA.

Ditegaskan, apa yang MA lakukan bukan untuk melaporkan suaminya. Hanya saja ingin mengetahui apakah betul suaminya seorang polisi atau bukan. Namun faktanya dia hanyalah seorang polisi gadungan.

"Saya ini tidak mau laporkan suamiku kayak begini, saya tidak mau cari tahu ini suamiku bagaimana. Saya cuma ingin tahu ini kantornya atau bukan, ada gajinya atau tidak," tutur MA.

"Yang viral itu di Facebook sama Instagram itu salah. Di situ ada fotonya, dia bilang saya pergi melapor di kantor polisi di Brimob. Tapi, saya tidak melapor, saya cuma pengen tahu namanya di sini, apakah dia kerja di sini atau tidak," MA melanjutkan.

Soal informasi penipuan oleh suaminya, MA membantah, dia menegaskan tidak pernah merasa ditipu suaminya yakni Haerul. Bahkan di depan polisi sekalipun.

"Saya tidak pernah saya bilang ditipu suamiku. Saya tidak pernah bilang begitu sama Polisi," ujarnya.

Adapun terkait Kartu Tanda Anggota (KTA) Polri yang selama ini disimpan Haerul, MA menyampaikan bahwa memang telah lama diketahui, dimana KTA tersebut disimpan Haerul dalam dompetnya. Hanya saja MA mengaku cuek dan tidak menghiraukan hal tersebut.

"(Dapat KTA suami) di dompetnya, saya ambil sendiri. Selama sama dia, saya tidak pernah tanya kerjanya. Cuma itu ji saja, (kalau saya bertanya) mauki kemana, setor muka di Polda (jawaban Haerul). Itu saja. Pernah buka identitas tapi saya acuhkan ji saja," tuturnya.

MA yang sebentar lagi melahirkan anak kedua Haerul berharap, suaminya kembali lagi seperti sebelumnya. Menjalani hidup seperti biasanya. "Saya ingin kasih kembali saja suamiku seperti dulu," harap MA.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Haerul terpaksa diamankan polisi karena mengku sebagai anggota Polri. Saat Haerul ditangkap Batalyon A Satbrimob Polda Sulsel ditemukan sejumlah identitas dan KTA anggota Polri yang ternyata palsu alias gadungan.

Kasi Humas Polrestabes Makassar, Kompol Lando KS mengatakan, Haerul diamankan pada Kamis dini hari (23/2/2023), sekitar pukul 01.25 Wita. Usai diamankan, Haerul kemudian dibawa ke Polsek Tamalate guna menjalani pemeriksaan lanjutan. "Waktu diamankan ada ditemukan KTA anggota Polri, tapi itu KTA palsu," kata Lando sebelumnya.

Lando menyampaikan, penyamaran Haerul sebagai anggota Polri terbongkar saat isterinya mulai mencurigai gerak-geriknya. Kepada isterinya, Haerul mengaku sebagai anggota Brimob Polda Sulsel.

Istrinya yang menaruh curiga pun akhirnya mendatangi markas Batalyon A Satbrimob Polda Sulsel di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar untuk mencari tau kebenaran status suaminya.

Mendapat informasi tersebut, Intel Brimob Polda Sulsel juga kemudian menyelidiki identitas Haerul dan ditemukan informasi bahwa dia bukan polisi yang asli melainkan polisi gadungan sehingga diamankan.

Istrinya yang pertama curiga atas gerak-geriknya karena dia mengaku anggota Polri, tapi tidak seperti anggota Polri pada umumnya sehingga pergi dia cari tau," ucap Lando.

Adapun motif Haerul mengaku-ngaku sebagai anggota Polri kata Lando, karena ingin disegani. Namun saat ini polisi masih terus melakukan penyidikan lebih lanjut terhadap Haerul apakah masih ada motif lain dibalik penyamarannya.

"Pengakuan sementara, dia (Haerul) mengaku sebagai anggota Polri karena ingin disegani dan ditakuti oleh keluarganya," tutur Lando.

Aksi tipu-tipu Haerul juga disebut sudah berlangsung selama 5 tahun, namun baru ditangkap atas informasi istrinya sendiri.

Atas kasus ini, Lando pun mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada terhadap orang yang tidak bertanggung jawab dan mencari keuntungan dengan melakukan penyamaran atau memalsukan riwayat hidup atau jabatan. Jika ada ditemukan diminta untuk segera dilaporkan kepada pihak kepolisian.

"Berdasarkan pemeriksaan mendalam terhadap Haerul dia melakukan penyamaran sebagai anggota Polri kurang lebih sudah 5 Tahun," pungkasnya. (isak/B)

  • Bagikan