MAKASSAR, RAKYAUTSULSEL.CO - Cuaca ektrem menyebabkan masyarakat petani khawatir soal panen. Terlebih, periode panen raya ini masih berada di musim penghujan yang diprediksi terjadi hingga April 2023 mendatang.
Belum lagi, hari besar keagamaan yakni ramadan semakin memicu kekhawatiran masyarakat sekaitan dengan harga kebutuhan pokok melonjak.
Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjawab pertanyaan masyarakat tenang gagal panen akibat cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah. Sebab, pasokan beras masih dalam status aman.
"Saya dan jajaran Kementan, pemerintah daerah memastikan tidak ada gagal panen, yang ada adalah delay panen," ujar SYL, Rabu (8/3).
SYL menuturkan, produktifitas pertanian indonesia saat ini tergolong dalam kategori produktif, meski beberapa wilayah yang memiliki pertanian terdampak cuaca ekstrem.
"Dari data kita milik produtifitas kita sangat baik dan akselerasi peningkatan juga sudah cukup meyakinkan, ada banjir iya, bencana iya, tapi jumlah bencananya masih jauh dari jumlah lahan kita," ungkapnya.
"Kita percaya data BPS dan itu menjadi rujukan bahwa jumlahnya sangat-sangat cukup," imbuhnya.
Mantan Gubernur Sulsel itu menerangkan jumlah lahan pertanian (sawah) di indonesia itu sendiri dengan luasan 7,4 juta hektare saat ini telah dilakukan penanaman dan yang terdampak bajir sekira 82 ribu hektare.
"Kita punya lahan sawah 7,4 juta yang terdampak banjir 82 ribu, memang dikatakan Fuso (Tidak mengeluarkan hasil untuk sawah) atau harus diulangi penanamannya, namun itu hanya 82 ribu hektare," paparnya.
Pun dengan Pasokan beras serta harga yang labil menuju bulan ramdahan sambung Lelaki kelahiran Gowa itu itu bakal dilakukan antisipasi bersama dengan kepala daerah dengan berpedoman pada tiga data, yaitu data statistik, data satelit dan data laporan para bupati.
"Setiap Ramadan terjadi dinamika harga itu benar, ini tentu kali kita sama-sama dengan pemrintah daerah tentu saja harga bisa tetap normal," pungkasnya. (Abu Hamzah/B)