MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Evaluasi safety factor untuk moda transportasi umum perlu untuk terus ditingkatkan, terutama dengan hal-hal yang bekaitan langsung dengan keselamatan penumpang.
Salah satunya Call Center Teman Bus. Berdasarkan infomasi, tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan. Selain tidak diberikan sosialisasi kepada para penumpang, letaknya juga berada pada belakang bus, sehingga untuk dapat menggunakan Call Center itu sulit.
Ketika Tim Harian Rakyat Sulsel mencoba mengkakses Call Center Teman Bus, untuk mendapatkan respon dari layanan itu, itu lebih dari satu jam untuk medapatkan balasan, serta hanya berlaku vitur chat saja, tentu berbanding terbalik jika terdapat hal yang bersifat insidentil.
Pengamat Transportasi UINAM, Nur Syam AS menjelaskan, kejadian rudapaksa terhadap anak di bawah umur oleh sopir Teman Bus akan berpotensi menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi massal. Oleh karena itu, pihak yang terkait harus melakukan evaluasi pada infrastruktur safety factor.
"Ada tahapan yang bisa dilakukan oleh penyelenggara. Misalnya menentukan operator terutama kepastian operator yang tidak hanya mengurus prestise, tetapi bisa memberikan suatu kepercayaan pada masyarakat. Bahwa sistem Teman Bus betul-betul sarana transportasi yang bisa dipercaya," ujarnya, Kamis (9/3/2023).
Sehingga menurutya, Call Center yang dimiliki Teman Bus seharusnya bisa berfungsi tidak hanya sebagai informasi, melainkan dalam situasi insidental dan emergency.
Call Center itu pun harusnya disosialisasikan setiap ada penumpang yang naik. Sebab, tidak semua masyarakat di Kota Makassar sudah paham dan terbiasa naik moda transportasi massal. Apalagi, jika penumpangnya adalah anak di bawah umur.
"Call Center ini juga berfungsi sebagai pengawasan, di mana masyarakat bisa melakukan aduan. Entah itu sopir ugal-ugalan atau yang lainnya. Mungkin karena tidak efektifnya Call Center ini sehingga rentan dianggap tidak terjadi masalah," terangnya.
Kepala UPT Maminasata Dishub Sulsel, Andi Nurdiyana mengatakan, ke depan baik dari infrastruktur maupun pengawasan akan ditingkatkan. Pengawas ditempatkan di tiap-tiap koridor sebanyak dua orang.
"Tentu saja terkait hal yang sudah terjadi ini kami meminta ke pihak operator untuk mengevaluasi terhadap pramudi yang sering kena sanksi dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pramudi," terang Diyana.
UPT akan lebih sering melakukan evaluasi dan monitoring di tiap koridor setiap bulannya. Melakukan secara berkala pertemuan dan pembinaan dengan pihak terkait para pramudi.
"Ini sementara kami menggenjot supaya load factor teman bus bisa meningkat lagi. Eh, tiba-tiba ada kejadian begini," cetusnya.
Untuk saat ini sedang ada peralihan petugas call center. Karena itu, memang ia betulkan belum bisa angkat telepon. Karena petugas yang ada saat ini bekerja melalui laptop atau whatsapp di komputer.
"Sebelumnya bisa via telepon cuman mungkin agak susah masuk dikarenakan satu call center untuk lima kota. Jadi, bukan satu call center untuk satu kota," ujarnya. Sekadar informasi Call Center Teman Bus itu, 081324001500," pungkasnya. (abu/B)