NasDem “Mimpi” Raih Delapan Kursi

  • Bagikan
Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse didampingi Sekretaris NasDem Sulsel, Syahruddin Alrif saat memberikan keterangan.

Pasalnya, selain Kasmawati Basalamah diisi juga oleh dua anggota DPRD Sulsel dua periode akan naik kelas, yaitu Sri Rahmi dan Meity Rahmatia.

"Tentu, di Dapil II diisi oleh figur-figur yang mempunyai elektroal yang cukup bagus. Begitu juga untuk di kabupaten/kota kami terus melakukan perekrutan," jelasnya.

Ketua DPW PKS Sulsel, Amri Arsyid menyatakan, PKS tidak kesulitan mencari kaum hawa, bahkan banyak dari pengurus ingin maju jadi caleg, tapi pihaknya juga melihat bagaimana elektoral mereka.

"Kami di PKS partai kader kalau hanya mencari keterwakilan perempuan sangat mudah. Tapi kami ingin mencari yang memiliki elektoral tinggi," jelasnya.

Ketua DPD PKS Makassar Anwar Faruq mengatakan pihaknya saat ini sedang berproses dalam mencukupi kuota bakal caleg perempuan.

"Masih sementara berjalan prosesnya, sebagian sudah mencukupi tapi kita masih mencari caleg potensial yang lain," ungkapnya.

Anwar juga membeber parpolnya sama sekali tidak memiliki kendala dalam proses penjaringan bacaleg perempuan. "Tidak ada kendala. Semuanya aman terkendali," ujarnya.

Sementara itu, partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) masih dalam upaya untuk memenuhi keterwakilan perempuan 30 persen sesuai syarat pada Pileg 2024. Ketua Bappilu Hanura Sulsel, Amir Anas menyebut pihaknya masih kekurangan bakal caleg perempuan di beberapa Dapil khususnya di Sulsel.

"Dapil yang kosong termasuk Makasar I, di situ tujuh kursi tersedia, sedangkan kami masih butuh tiga. Kemudian di Makassar B sudah ada empat orang sedangkan kuota kursinya lima," tuturnya.

Meski demikian, Amir mengaku tetap optimis keterwakilan perempuan di 11 Dapil untuk DPRD Provinsi bisa dipenuhi karena tenggat waktu yang masih panjang.

"Persentase rata-rata keseluruhan dari 11 dapil untuk provinsi sudah mencapai 56 persen. Insyaallah akan terpenuhi," sambungnya.

Pengamat demokrasi Andi Ali Armunanto menyebutkan kurangnya keterwakilan perempuan akan menjadi cerminan kekurangan populasi perempuan dalam politik ke depannya. Terlebih lagi, kata Ali, keterwakilan perempuan kedepannya akan menjadikan kepentingan menyangkut perempuan akan menjadi minoritas.

  • Bagikan