ENREKANG, RAKYATSULSEL - Sulawesi Community Foundation (SCF) lakukan program Estungkara Kabupaten Enrekang. Kegiatan dengan judul SIKOLA INKLUSI, Kamis (9/3).
Sikola merupakan akronim dari kata Sipakaraja (saling menghormati), Sikatutui (Saling Menjaga) dan Sikalabui (Berkelanjutan).
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini, dihadiri oleh Yasir Sani Program Manager KEMITRAAN, kepala-kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Enrekang, kepala desa dan tokoh adat.
Ketua SCF, Arham menuturkan, kegiatan ini sebagai langkah awal untuk memberi inspirasi pembangunan inklusi ke pihak pemerintah dan penerima manfaat.
"Bagaimana semua penerima manfaat yang belum tersentuh oleh pembangunan juga bisa ikut memanfaatkan dan ikut berkontribusi kepada pembangunan daerah," kata Arham.
Juga untuk mengetahui sejauh mana respon pemerintah daerah tentang isu gender equality, disability and social inclusion (GEDSI).
Sasaran program Estungkara yaitu masyarakat adat Kaluppini di Desa Kaluppini Kecamatan Enrekang.
"Desa Kaluppini dipilih sebagai lokasi target pada periode kedua program yang konsen pada lembaga adat, kelompok perempuan dan penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat adat" katanya.
Harapannya, lanjut dia, semoga apa yang kami lakukan bisa menjadi inspirasi dan mendapatkan model yg kuat.
"Kami juga mengapresiasi pemerintah kabupaten Enrekang atas dukungan dan juga langkah inovatif dalam kebijakannya untuk kegiatan inklusi ini," pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkab Enrekang Sutrisno mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh SCF ini.
"Semoga kerjasama bersama Pemkab Enrekang bisa berjalan lebih erat dan isu ini tidak hanya menjadi isu ditingkat Kabupaten, Provinsi namun juga bisa mnejadi isu nasional," kata Sutrisno.
Pada kegiatan ini, juga dilakukan penandatanganan naskah kesepakatan bersama antara Pemkab Enrekang, Kemitraan (Partnership) dan SCF. (Fadli/A)