LUWU, RAKYATSULSEL - Kapolres Luwu AKBP Arisandi, S.H., S.I.K., M.Si. menghadiri acara Launching Program Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka hari ulang tahun yang ke - 43 Yayasan Kemala Bhayangkari Tahun 2023 bertempat di Aula Mappaodang Polda Sulsel, Jumat (10/3/2023)
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs. Nana Sujana AS., M.M. dan dirangkaikan dengan pengangkatan Bapak Asuh bagi 30 anak stunting serta 3 ibu hamil dengan melibatkan langsung para pejabat utama Polda Sulsel sebagai bapak asuh bagi anak-anak tersebut.
Dalam sambutannya Kapolda Sulsel Irjen Pol , Drs. Nana Sujana AS., M.M, menyampaikan bahwa masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi dunia dan menjadi fokus pemerintah Indonesia saat ini.
"Stunting bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, serta munculnya penyakit-penyakit kronis." ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil BKKBN Sulsel Andi Ritamariani menerangkan bahwa
Khusus Sulsel, di 2021 angka stunting 27,4 persen, kemudian di 2022 terjadi penurunan 0,2 persen menjadi 27,2 persen.
"Kita melihat ini penurunan sangat kecil, sementara pada tahun 2024 harus diturunkan ke 14 persen. Dari 24 Kabupaten/Kota se-Sulsel, terdapat 11 daerah mengalami penurunan. Khusus Gowa, angka stunting masih stagnan. Sementara itu, ada 12 kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan angka stunting. Saat ini, Makassar masih menjadi wilayah dengan presentase angka stunting terendah di angka 18,4 persen. Meski begitu, angka stunting beberapa kecamatan masih cukup tinggi." Demikian terangnya.
Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, tantangan dalam pelaksanaan program percepatan penurunan stunting ini ialah banyaknya remaja putri yang berisiko anemia, banyaknya ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya minimal 6 kali, banyaknya Posyandu yang kurang aktif beroperasi termasuk banyaknya relawan kader yang belum terstandarisasi.
Sementara itu Kapolres Luwu AKBP Arisandi, SH, S.I.K, M.Si mengatakan bahwa Kabupaten Luwu sendiri, prevalensi stunting menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan di tahun 2021 sebesar 22,8 persen dan di tahun 2022 sebesar 26,7 persen, atau naik sebesar 3,9 persen.Perlu adanya upaya sinergitas dan kolaboratif seluruh stakeholder terkait serta elemen tokoh sentral dalam edukasi pencegahan stunting.
"Kita akan cek di setiap wilayah Polsek jajaran Polres Luwu agar kemudian kami bisa ikut membantu menyalurkan kebutuhan bagi masyarakat, bagi ibu-ibu hamil yang membutuhkan tambahan gizi dan anak-anak yang dalam masa pertumbuhan sehingga tujuan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat cerdas dan produktif dapat tercapai", ungkap AKBP Arisandi.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakapolda Sulsel Brigjen Pol. Chuzaini Patoppoi, para PJU Polda Sulsel, Ketua Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Sulsel, Kapolres jajaran Polda Sulsel, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sulsel, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, 153 Bhabinkamtibmas, Pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Sulsel serta tamu undangan dan Media. (Irwan)